Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Skandal Besar Trader Singapura, Akankah Menyeret Mafia Migas Indonesia?

19 Mei 2020   16:16 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:09 35322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Neraca yang mencatat utang sekitar 4 milyar dolar tak terjamin oleh aset yang 'cuma' 714 juta dolar. Masalah besar! Saat Hin Leong mendaftarkan diri ke pasal perlindungan kebangkrutan maka gegerlah dunia persilatan.

Para bankir pun kaget. Siapa saja mereka? Kabarnya HSBC masih ada tagihan sekitar 600 juta dolar, DBS kena 290 juta dolar, OCBC 250 juta dolar, dan UOB 140 juta dolar.

Otoritas Singapura pun turun tangan demi meminimalisir petaka akibat skandal ini. Tiga lembaga pemerintahan sekaligus, Enterprise Singapore, the Maritime and Port Authority of Singapore and the Monetary Authority of Singapore.

Mereka mesti otak-atik otak (plus otot) untuk memitigasi dampak kolapsnya Hin Leong.  Dikhawatirkan implikasinya meluas pada dunia trading Singapura yang merupakan 'hub' dari hampir 80% korporasi terbesar dunia di sektor komoditi migas, baja, pertambangan dan agrikultur.

Bagaimana tidak, tahun lalu saja, sektor perdagangan komoditas menyumbang 4,5% PDB Singapura (atau SGD 20,3 milyar) mempekerjakan sekitar 15 ribu karyawan.

Semasa kejayaannya dulu, kabarnya Hin Leong Trading inilah yang jadi bohirnya Petral (perusahaan trading-nya Pertamina sebelum dibubarkan Jokowi). Katanya bermodal dengkul Petral dapat fee dari Hin Leong Trading selama mengimpor (dagang) minyak via mereka.

Juga gara-gara Petral dibubarkan oleh administrasi Jokowi, plus gonjang-ganjingnya harga minyak dunia sejak 2018 membuat Hin Leong Trading merugi terus. Lalu kalah pula dalam future-trading sampai 800 juta dolar. Ditimpa lagi dengan stagnasi gerak ekonomi yang membuat stok minyaknya menyusut sampai 50%, itu pun terpaksa dijual dengan diskon besar supaya ada aliran kas. Kabarnya Cuma dijual 30% dari harga beli, terjungkallah bisnis modelnya.

Beban yang sangat berat memang. Dan itu, disamping soal akhlak, telah membuat Hin Leong Trading akhirnya terjerumus dalam kejahatan akuntansi (accounting fraud) yang telah disinggung di depan tadi.

Dulu di awal tahun 2015, dalam laporan ekonominya, Okezone.com pernah mengatakan, bahwa hubungan Ari Sumarno (Saat menjabat Dirut Petral) dan Daniel Purba, wakilnya yang katanya cukup dikenal di kalangan mafia migas, semua solar impor dibeli dari Hin Leong Ltd.

Daniel kabarnya adalah kolega Hin Leong yang menuntun Ari, melalui Petral, berbisnis dengan pemain minyak terbesar Singapura itu. Disebut juga bahwa, "...dalam menjalankan usahanya, Hin Leong tak mengharamkan pembelian solar selundupan dari Indonesia dengan harga murah, bahkan kerap menaikkan harga Mean of Plats Singapore (MOPS) sehingga merugikan Indonesia." Duh!

Lantaran nama Petral terkait dengan kebangkrutan raksasa sekelas Hin Leong Trading, kita pun jadi bertanya-tanya, selama ini sudah berapa besar duit yang disikat para mafia migas lewat selundupan maupun importasi migas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun