Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudah Krisis Saatnya Membakar, Menyan?

11 April 2020   20:00 Diperbarui: 11 April 2020   20:12 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. berbagai sumber terlampir

Lalu soal Petral, ini sarang korupsi kelas kakap, atau kelas buaya deh biar lebih serem. Tujuannya supaya duit trilyunan yang bocor saban minggu atau bulan itu bisa diredistribusi ke program-program keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ini sangat mendasar, lantaran praktek bancakan via Petral ini sudah berjalan begitu lama. Dan para buayanya sudah tahu sama tahu, tempe sama tempe, saling tutup saling proteksi. Jaringan mafia migas ini sangat buas.

Begitu praktek bancaan berjamaah ini disunat, marahlah para buaya rakus itu. Baru pada pemerintahan Presiden Joko Widodo Petral akhirnya tamat. Sebelum-sebelumnya sih selamat.

Lalu ada soal Freeport. Mayoritas kepemilikannya (51 persen) beralih ke Indonesia. Sebelumnya masih 'atur-able' (bisa diatur) yang penting para buaya happy.

Ada lagi soal yang lebih ideologis. Demi konsistenis terhadap ideologi Pancasila, maka ormas radikal macam HTI dibubarkan. Padahal selama ini dipelihara oleh rezim yang lalu-lalu demi kepentingan politik sempitnya. Maka marahlah para manipulator agama ini.

Intinya, mereka-mereka yang kena babat oleh silet Jokowi ini adalah para penjarah berdasi dan manipulator (agama maupun politik). Silet itu begitu tajamnya, kerap tidak terasa waktu terpotong. Baru setelah beberapa saat mereka menjerit tertahan, lantaran gak berani keras-keras. Sandiwara masih dimainkan sementara ini.

Merekalah yang saat ini sedang blingsatan dan bernafsu sekali untuk 'menggulingkan' pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mereka kembali merancang semacam 'operasi semut-merah' yang dulu juga pernah mereka lakukan dan berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Aburrachman Wahid.

Gus Dur yang legendaris itu memang luar biasa. Walau singkat masa pemerintahannya, beberapa fondasi penting untuk hidup berbangsa dan bernegara berhasil beliau tancapkan. Lalu sayangna beliau secara inkonstitusional dilengserkan.

Konspirasi jahat dari para buaya ini memang tidak kenal malu. Bagaimana pun  kondisi bangsa saat ini, ambisi mereka tetap harus dijalankan. Kalau toh perlu mengorbankan anak-anak muda dan rakyat kecil, maka biarlah itu terjadi.

Tapi memang Presiden Joko Widodo ini lain dari para pendahulunya. Ia kapten kapal yang sangat tenang dan cermat dalam pengambilan keputusan. Soal ini sudah banyak rekan yang mengulasnya. Kita hanya bersyukur saja, sampai saat ini semuanya masih sangat terkendali.

Justru yang kelabakan adalah para perancang dan pelaksana 'operasi semut-merah jilid dua' ini. Selalu kalah strategi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun