Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awal Mula Hoaks dan Para Penyebarnya Masa Kini

1 Maret 2020   19:33 Diperbarui: 1 Maret 2020   19:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre Vincent Wenas

Saat itu Allah memberi pengarahan,

"Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya , pastilah engkau mati."

Tapi Iblis memotong dan memutarbalikannya dengan bilang,

"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan?"

Kisah lengkapnya bisa dibaca dalam kitab Kejadian (atau Genesis) pasalnya yang kedua dan ketiga. Di situ diceritakan tentang kehidupan di Taman Firdaus dan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa.

Semangat (roh) kehidupan di Taman Firdaus awalnya indah baik semua. Tidak tahu, dan tidak mengenal tentang yang jahat.

Namun tatanan hidup yang indah dan baik itu rontok gara-gara pelintiran dan hoaks yang dibisikkan iblis kepada manusia.

Oleh si iblis, berita (perintah Tuhan) yang lengkap diedit seenak udel dan dibelokkan logikanya. Iblis yang memang jahat dan penuh rasa iri dengki tidak tahan melihat tatanan kehidupan yang indah dan baik.

Persis seperti ini jugalah gaya dan cara para penebar hoaks di masa kini. Potong saja berita lengkapnya, lalu edit sesuai skenario jahatnya, putar balikkan logika dan semburkan kata-katanya.

Semuanya demi memuaskan ego dan ambisi kuasa. "Sekali-kali kamu tidak akan mati," si iblis terus berbisik, "...bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan seperti Allah," begitu hasutan demi hasutan disembur.

Godaan ambisi sesat dan kesombongan seperti manisnya racun. Menggelapkan akhlak, dan bisa membuat orang mau melacurkan daya pikir (intelektualitasnya) demi mengabdi pada jabatan dan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun