Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Surplus Anggaran Jerman dan Pelajarannya bagi Kita

25 Januari 2020   14:34 Diperbarui: 25 Januari 2020   14:37 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping bangkitnya kesadaran hidup kolektif sebagai warga, kesadaran bahwa suatu negara-bangsa juga mesti dijaga bersama keharmonisan, keamanan dan kedamaiannya. Terlepas dari latar belakang agama, ras atau asal kesukuan, bangsa Jerman adalah bangsa Jerman, titik. 

Hemat dan jujur dalam menjalankan roda pemerintahan, pengelolaan anggaran yang terbuka dan bersih. Terbuka (dibuka)nya wacana (diskursus publik) terhadap anggaran publik yang transparan melahirkan tingkat kepercayaan yang tinggi. 

Tak ada yang disembunyikan karena memang tak ada skenario sembunyi-sembunyi di belakang layar. 

Cerdas dalam menentukan prioritas pembangunan. Fokus pada pada investasi yang signifikan: infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. 

Infrastruktur yang layak bagi dinamika aktivitas manusia/warganya. Pendidikan bagi kecerdasan bangsa yang beradab tinggi. Kesehatan dan lingkungan hidup yang memanusiakan manusia. Ini mencerminkan pola pembangunan yang berpusat pada manusia itu sendiri. 

Dampaknya, pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan fundamental ekonomi yang kuat dan stabil. Sehingga kontribusi pajak dari warga negaranya pun sudah terbukti. 

Warga punya tingkat kepercayaan tinggi pada kompetensi negara dalam mengelola dana yang telah mereka titipkan. 

Hemat dalam pengelolaan anggaran, practically tidak ada dana yang bocor. Ataupun dialihkan untuk hal-hal yang non-sense, misalnya bayar uang preman (dana hibah buat ormas radikal, mafia pasar, dan yang sejenisnya). 

Tidak tercium adanya bau bancakan anggaran dengan tingkah polah yang norak. 

Dampak dari itu semua keutamaan (virtues) yang dipraktekan sudah jelas ada contohnya. Berkat kerja keras (produktif), hemat, jujur, semangat belajar, sikap terbuka dan toleran maka bangsa Jerman bisa hidup dalam kelimpahan. Surplus anggaran yang melimpah. Sampai sempat bingung mau dipakai untuk apa. 

Kita pun mengangankan suatu pemerintahan yang sungguh bisa jadi solusi hidup bernegara. Di tingkat pusat maupun daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun