Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Valentino Rossi: 25 Tahun Membalap Seorang Insan Motorsport

13 Juli 2020   02:43 Diperbarui: 10 September 2020   10:23 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada akhir tahun 2003 kontrak Rossi dengan Honda Racing Corp. berakhir. Rossi pindah ke Team Pabrikan Yamaha, bersama teammate Carlos Checa.  Banyak yang berspekulasi dan berpikir adalah taruhan besar Rossi pindah ke Team yang belum pernah juara. Namun seperti yang kita tahu, Rossi mematahkan anggapan-anggapan miring tersebut dengan juara seri sebanyak Sembilan kali dari total enam belas race di tahun 2004. 

Rival terdekat Rossi pada tahun 2003-2004 adalah Sete Gibernau, pembalap Team Gresini Movistar Honda berkebangsaan Spanyol. Awalnya persaingan diantara keduanya cukup kondusif di dalam maupun luar lintasan. Namun hubungan mereka mulai memburuk pada musim 2004 dan memuncak dalam  "Insiden Qatar" di Qatar GP 2004. 

Kala itu Rossi mendapatkan Penalty dan harus start paling belakang, dikarenakan beberapa personil Team Yamaha "membersihkan" permukaan grid tempat Rossi start, dengan tujuan untuk membantu traksi. Hal yang sama dilakukan oleh Team Honda Pons untuk pembalap mereka; Max Biaggi, hingga kena Penalty juga.  

Sejumlah team, termasuk Team Gibernau; Gresini dan team Repsol Honda melayangkan protes dan meminta kepada Race Director agar Rossi diberi sanksi. Rossi dan chief engineer-nya, Jeremy Burgess, bersikeras bahwa mereka melakukan tidak lebih dari apa yang telah dilakukan banyak orang sebelumnya ketika dihadapkan dengan trek yang kotor (beberapa Circuit di UAE banyak pasir karena dekat dengan gurun) dan Rossi menuduh Gibernau berada di balik protes ini. Namun Gibernau membantah, tidak melakukannya.

Perseteruan keduanya memuncak pada Jerez GP 2005. Rossi start dari Pole Position sementara Gibernau posisi kedua. Keduanya saling overtaking sejak tikungan pertama selepas start. 

Pada Final lap, Gibernau berhasil overtake Rossi di Dry Sack Curve. Rossi mencoba merebut kembali di Turn 9 Angel Nieto Curve; namun kemudian melebar dan Gibernau memimpin kembali. 

Memasuki Lorenzo Curve, Rossi melakukan usaha terakhir dengan mencoba menyalip dari dalam di tikungan terakhir tersebut, hingga keduanya bersenggolan. Gibernau melebar, masuk gravel namun bisa kembali lagi ke lintasan. Sementara Rossi melesat menuju garis finish dan menjuarai Jerez GP 2005. 

Gibernau sangat marah dan api permusuhan makin berkobar. Para pendukung Spanyol mencemooh Rossi ketika "Il Canto degli Italiani" -lagu kebangsaan Italia- membahana untuk merayakan kemenangan Rossi di Podium.


Setelah jadi juara dunia lima kali berturut-turut sejak kelas 500 cc tahun 2000 hingga MotoGP tahun 2005, Rossi harus menerima kenyataan pahit di Valencia GP; seri penghujung musim 2006. 

Pada Penultimate race di Estoril, Rossi sudah menempati posisi teratas klasemen sementara dengan unggul 51 point dari Nicky Hayden, pembalap kebangsaan AS dari Team Repsol Honda yang membayanginya di posisi ke-2. Di seri pamungkas; Valencia GP hari itu Rossi menempati Pole Position. 

Kesempatan juara dunia begitu besar. Namun sayang ia terjatuh di lap 10 dan harus puas finish di urutan-13. Seketika peta kekuatan berubah. Mahkota juara dunia 2006 MotoGP jatuh kepada Hayden yang finish di urutan-3 dengan perolehan akhir 252 points, unggul hanya 5 point dari Rossi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun