Mohon tunggu...
Andreas Pisin
Andreas Pisin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biarpun Gunung-Gunung Beranjak Dan Bukit-Bukit Bergoyang Namun Kasih Setia-Ku Tidak Akan Beranjak Daripadamu

SEIRAMA LANGKAH TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas tentang Orang Dayak di Kampung Kenabung, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang

1 April 2022   18:22 Diperbarui: 1 April 2022   18:28 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kenabung adalah sebuah dusun kecil yang keadaan alamnya masih cukup indah, karena sekeliling kampung masih diselimuti hutan lebat. Hanya yang membuat kita patut prihatin adalah maraknya penambangan emas liar dan pembalakan hutan oleh penduduk sendiri dan oleh perusahan kayu. 

Kampung Kenabung ini tenyata masuk dalam wilayah hutan produksi dalam arti tertentu dusun ini mendiami tanah negara yang diperuntukkan bagi perusahan kayu. Ketika kayunya sudah bisa diperoduksi maka perusahan akan buka kembali untuk mengambil kayu. 

Setelah kayunya habis peruhaan akan pergi. Ini sepreti siklus bencana bagi Orang Kenabung, karena ketika perusahaan buka hutan rusak dan sungai tercemar oleh lumpur. Untuk memulihkan hutan ini bisa memakan waktu puluhan tahun, bahkan setelah puluhan tahun area bekas penebangan itu hanya ditumbuhi oleh semak belukar. 

Masalah ini akan saya bahas dalam tulisan lain yang berkaitan dengan kerusakan alam. Posisi dusun Kenabung terletak di bantaran sungai Bengaras yang mengalir ke sungai Kerio. Kampung Kenabung masuk dalam wilayah Desa Sunge Bengaras, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang. Sungai Bengaras adalah salah satu dari banyak sungai yang mengalir dan bermuara ke sungai Krio dan sungai Kerio merupakan salah satu sungai terbesar yang bermuara ke sungai Pawan.

Kampung kenabung ini unik dari kampung-kampung di sekitarnya. Unik karena, meskipun berada di wilayah Kabupaten Ketapang, penduduknya hampir semuanya berasal dari Kabupaten Sekadau. 

Di Kampung ini juga terdapat banyak subsuku Dayak. Dayak yang dominan di sana adalah Dayak Taman (Berasal dari kecamatan Nanga Taman di Kabupaten Sekadau), Dayak Kerabat (Berasal dari Kecamatan Nanga Mahap, Kecamatan Rawak dan Kecamatan Nanga Taman di Kabupeten Sekadau) Dayak Mentuka (Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau) Dayak Ketungau (Kecamatan Rawak, Kabupaten Sekadau) Dayak Kerio (Penduduk Asli tanah Kerio, kecamatan Hulu Sungai Kabupaten Ketapang). Karena banyaknya subsuku di dusun ini maka penduduk di sini lebih suka disebut "Orang Kenabung" perbedaan suku hanya terdapat diantara semua anggota suku yang ada di dusun itu sendiri sementara orang luar hanya tahu bahwa di kampung Kenabung itu ada 'Orang-orang Kenabung" orang tidak menyebut suku ini atau itu. Dan Orang Kenabung memiliki adat dan tradisi seperti subsuku Dayak lainnya, tetapi mereka memiliki adat dan tradisi yang unik, adat tradisi Orang Kenabung.  Dua kelompok pertama adalah yang dominan. 

Di kampung-kampung tetangga hanya ada satu subsuku Dayak yang paling dominan dan semua peraturan adat menggunakan adat dan tradisi dari suku yang paling dominan. Subsuku yang kecil biasanya mengikuti atau tunduk pada hukum adat dari subsuku yang besar tadi. Sementara di kampung Kenabung adat tradisi masing-masing dipertahankan dan tergantung kesepakatan mau menggunakan yang mana ketika mau melangsungkan suatu upacara adat. 

Seiring berjalannya waktu, terjadi suatu asimilasi dari banyaknya model hukum adat ini dan melahirkan adat tradisi model Kenabung hasil dari asimilasi berbagai hukum adat tadi. Sehingga adat dan tradisi di kampung Kenabung itu seperti lahir sendirinya bersama Orang-orang Kebabung itu sendiri. Karena bila di telusuri ke daerah asal suku-suku itu berasal, terdapat perbedaan baik dalam bentuk materi maupun makna dari adat dan tradisi tersebut.

Penduduk dusun Kenabung berjumlah kurang lebih 600 jiwa 99, 9% beragama Katolik Roma. Di kampung ini belum ada pendatang dari suku lain seperti Melayu, Senganan, dan lain-lain yang beragama lain. Meskipun orang Kenabung hampir seratus persen beragama Katolik, tetapi adat dan tradisi tetap di jalankan kecuali penghormatan terhadap roh-roh di tempat keramat sudah tidak dijalankan lagi. 

Hukum adat dan budaya masih di jalankan bersandingan dengan hukum sipil dan hukum Gereja. Dalam hal ini Gereja Katolik cukup berperan dalam memanusiakan Orang Kenabung dan tetap memelihara kearifan lokal yang menjadi identitas Orang Dayak di dusun Kenabung.

Orang Kenabung kebanyakan hidup dengan bertani, berburu dan menangkap ikan. Kaum perempuannya bekerja di ladang seperti kaum pria mulai dari membuka lahan (Nobas dalam bahasa Kenabung) kecuali menebang pohon (Nobakng), mereka bersama-sama kaum pria menanam padi (Nugal), membersih rumput (Nguumput), dan panen padi (Ngotapm). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun