Jalan semakin asyik saja. Macam macam yang dilalui; jalanan lurus, berbelok, Â berkelok, tanjakan, turunan, pedesaan, hutan, perkampungan, lengkap deh. Sampai pada akhir hari itu, kami ternyata terlambat sampai di Tumpak Sewu, alias homestay kami berada. Kami bermalam di homestay Dear Traveller Guest House and Glamping, di Tumpak Sewu. Homestaynya bagus, unik, dan nyaman. Tiba di homestay hampir tengah malam jam 11 an lebih, ditambah salah satu lampu depan mobil kami ternyata mati dan kami tidak menyadari, untung tidak menyadari! Terbantu dengan lampu kabut dan lampu kota sehingga tidak menyadari kalau salah satu lampu mati. Menyadarinya setelah kami tiba di rumah kembali!
Sampai di homestay, bersih bersih kemudian bercengkerama sebentar sambil ngemil makanan yang ada, kemudian istirahat untuk lanjut esok harinya, Â trip ke Alas Purwo.
Rute yang kami buat seperti berikut: Dear Traveller Guest House and Glamping Homestay Lumajang - Rest Area Cafe & Resto Gumitir Jember, istirahat di rest area Gumitir, Rest Area Cafe & Resto Gumitir Jember - Â Gerbang Alas Purwo Banyuwangi, eksplore Alas Purwo. Untuk pulangnya: Gerbang Alas Purwo Banyuwangi - Rest Area Cafe & Resto Gumitir Jember,istirahat di Rest Area Cafe & Resto Gumitir Jember, Rest Area Cafe & Resto Gumitir Jember - Dear Traveller Guest House and Glamping Homestay Lumajang kembali.
Rute keberangkatan dapat kami laksanakan dengan baik dan hampir tepat waktu, namun giliran pulangnya kami terlambat, sehingga kembali sampai di homestay tengah malam, bahkan dini hari!
Perjalanan lengkapnya sebagai berikut. Kami berangkat dari homestay sekitar pukul 8 an pagi. Menyusuri rute yang kami buat tadi, dan lancar lancar saja. Bahkan kami betul betul sempat menikmati istirahat di wilayah Gumitir dengan sangat santai dan nyaman. Kemudian berbekal google map menelusuri rute menuju Alas Purwo, tanpa hambatan. Tidak pernah tersesat ataupun salah jalan.
Sampai di Alas Purwo, disambut oleh petugas dengan ramah, bayar tiket, kemudian kami eksplor Alas Purwo. Mulai dari mengunjungi Situs Kawitan, kemudian ke Padang Savana Sadengan, menyusuri jalan di tengah hutan, kemudian terakhir kami ke Pantai Pancur. Yang kami rasakan, memang betul, aura masuk ke Alas Purwo sungguh berbeda dengan obyek obyek wisata yang lain. Bagi kami, istri saya juga mengakui, justru malah ada perasaan damai, teduh, syahdu dan khidmat. Dapat bersatu dengan alam, dan sang pencipta.
Kami beranjak dari Alas Purwo kembali ke homestay di Tumpak Sewu sekitar pukul 16. Ternyata ini adalah perhitungan yang sangat keliru!
 Menyusuri rute yang sama ketika berangkat, kami kembali. Dan ternyata, sungguh sangat menakjubkan perjalanan kembali ke homestay waktu itu!  Sudah satu lampu mobil mati, ditambah ternyata ketika sudah beranjak malam, jalanan sangat sepi di beberapa wilayah. Yang sangat berkesan adalah ketika kami memasuki jembatan Besuk Koboan, di lereng gunung Semeru, yang sudah sepi, naik dan menyusuri jalanan lereng gunung nan sepi tersebut, dan waktu itu sedang ada pelebaran jalan di mana beberapa jalan belum jadi, sehingga masih ada yang tanah, ada yang aspal di beberapa bagian, dan tidak ada batas pengaman pinggir jalan yang bersebelahan dengan jurang, dan dini hari lagi!  Istri saya sampai ikut mengawasi depan sambil mencoba memberi dukungan pada sang sopir, alias saya. Anak saya tidur nyenyak di seat depan sebelah saya. Sungguh sangat berkesan!