Guru juga manusia. Namun demikian, kemarahan pribadi yang di bawa ke dalam kelas dalam suasana belajar dapat menciptakan situasi belajar yang menegangkan.
Murid menjadi takut, bukan termotivasi. Sebaliknya, guru yang profesional tahu kapan harus menenangkan diri sebelum melangkah ke depan kelas agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Tidak Adil dan Pilih Kasih
Sikap pilih kasih dapat menghancurkan semangat belajar peserta didik. Dalam kondisi ini, murid yang merasa diperlakukan tidak adil akan kehilangan rasa hormat. Sebaliknya, guru yang bijak berusaha untuk bersikap adil kepada semua murid, tanpa memandang latar belakangnya.
5. Menolak Inovasi dan Perubahan
Perlu disadari bahwa zaman berubah dan dunia pendidikan berkembang dengan pesatnya. Guru yang menolak beradaptasi bisa membuat murid kehilangan semangat belajar, tetapi guru yang hebat adalah pembelajar seumur hidup. Dia tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar.
6. Suka Gosip dan Menyebar Negativitas
Membicarakan rekan kerja atau murid secara diam-diam atau suka "main belakang" hanya akan memperkeruh suasana dan menular kepada orang lain. Sebaliknya, seorang guru yang positif menyebarkan semangat, saling mendukung, dan membangun kerja sama yang sehat.
7. Kurang Empati dan Tidak Peduli
Guru kategori ini cenderung mengabaikan sisi manusiawi murid. Mereka hanya fokus pada nilai dan kedisiplinan tanpa mau tahu apa yang sebenarnya sedang murid rasakan. Padahal, perhatian sekecil apapun dapat menjadi hal besar yang membekas di hati para murid.
Delapan kategori guru toxic di atas mengajarkan para guru untuk menjadi guru yang menumbuhkan dan memberikan perhatian bagi para murid.
Disadari bahwa tidak ada guru yang sempurna. Namun demikian, guru yang baik adalah mereka yang sadar, mau berubah, dan terus memperbaiki diri dari hari ke hari seturut perkembangan zaman dan perubahan paradigma pendidikan.