Mohon tunggu...
Andre Adityawarman Kusuma
Andre Adityawarman Kusuma Mohon Tunggu... Traveler yang doyan cerita jalan | Sales Properti | Blogger (Coretan Liar Gue)

Penjelajah dua dunia: perjalanan dan properti. Di sini, saya menuangkan cerita, pandangan hidup, dan pengalaman dari sudut pandang seorang traveler sekaligus praktisi properti.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Brio, Si Kanvas Kecil Yang Siap Disentuh dengan Gaya Kita Sendiri

12 Oktober 2025   21:31 Diperbarui: 12 Oktober 2025   21:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brio.  Source : Koleksi Pribadi


Nggak bisa dipungkiri, Honda Brio Satya adalah pilihan paling aman di kelas LCGC. Desainnya mungil, irit bahan bakar, dan gampang dijual lagi. Tapi setelah memakainya setiap hari selama setahun, saya sadar kalau "aman" saja nggak cukup. Ada beberapa hal kecil yang perlu disentuh supaya mobil ini benar-benar nyaman dipakai harian.
Honda Brio Satya sudah lama jadi primadona di segmen Low Cost Green Car (LCGC). Alasannya sederhana: desainnya ringkas, irit bensin, dan nama besar Honda masih jadi jaminan buat banyak orang Indonesia. Setelah lebih dari setahun memakai Brio sebagai mobil harian di Jakarta, saya akhirnya paham kenapa mobil ini begitu digemari. Tapi dari pengalaman itu juga muncul satu pertanyaan: apakah versi standarnya sudah cukup optimal untuk dipakai setiap hari?

Realitas Plus-Minus Sebagai Mobil Harian

Sebagai LCGC, Brio jelas dibuat dengan banyak kompromi. Keunggulan utamanya ada di bodi mungil yang sangat membantu saat harus menembus kemacetan atau mencari parkir di area sempit. Buat pengemudi yang sering sendirian, kelincahan ini benar-benar terasa seperti kemewahan.

Namun, ada beberapa catatan yang cukup terasa. Interiornya serba fungsional, didominasi plastik keras wajar untuk kelasnya, tapi jelas tidak terasa premium. Ruang kabin dan bagasinya cukup, tapi bukan yang lega. Yang paling terasa bagi saya pribadi justru ada di dua hal penting: handling dan fitur hiburan.

Dua Modifikasi Simpel, Tapi Efeknya Nyata

Untuk menutupi dua kekurangan itu, saya melakukan sedikit ubahan. Tujuannya bukan untuk bikin Brio jadi mobil performa tinggi, tapi supaya pengalaman berkendaranya lebih nyaman dan menyenangkan.

1. Kaki-Kaki: Dari Ring 14 ke Ring 15

Velg standar Brio berukuran 14 inci terasa kurang "napak" di jalan. Saat manuver di kecepatan menengah, mobil agak limbung dan tampilannya juga terasa kurang proporsional.
Saya akhirnya menggantinya dengan velg 15 inci dan ban dengan profil yang sesuai. Hasilnya langsung terasa: mobil jadi lebih stabil, gejala limbung berkurang, dan saat menikung terasa jauh lebih mantap. Bonusnya, tampilan Brio jadi lebih padat dan sporty tanpa terlihat berlebihan.

Sesudah ganti velg. Source: Koleksi Pribadi (difotoin toko velg)
Sesudah ganti velg. Source: Koleksi Pribadi (difotoin toko velg)

2. Head Unit: Dari Standar ke Headunit Android

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun