Mohon tunggu...
Andreadi Noor Pradipta
Andreadi Noor Pradipta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 manajemen keuangan fakultas ekonomi universitas indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Hati Tertutup Dunia Gelap Gulita

23 Desember 2011   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti pernah merasakan amarah yang teramat sangat. pernah sombong sesombong-sombongnya. dan mungkin tertawa sekeras-kerasnya. itulah karunia dari yang maha kuasa yang sering sekali kita lupakan untuk kita syukuri dan nikmati.

hati adalah faktor error terbesar dalam manusia. asumsikanlah manusia merupakan sebuah fungsi dari komponen fisik yang ada pada manusia dan hati akan menjadi pengisi variabel error pada manusia. meskipun ini hanya kiasan saja tapi nyatanya manusia bisa gemilang dan gundah gulana karena masalah hati. dan hati disini bukanlah lever namun lebih kearah batin.

kata orang yang lebih pandai, hati manusia tidak ada yang tahu. mereka abstrak, nampakpun tidak. namun gejalanya bisa dirasakan dan bisa terasa oleh mereka yang berinteraksi dengannya. kata orang yang lebih pandai lagi, hati manusia itu merupakan cerminan, cerminan dari perilaku individu pemilik hati tersebut. asumsikanlah manusia itu sebuah kendi maka hatinya adalah air didalam kendi tesebut. jadilah sebuah analogi kendi berisikan sirup tidak akan mengeluarkan susu saat dituang.

jadi penggerak manusia lebih kepada pikirannya atau hatinya? menurut saya tidak ada satupun keputusan manusia yang tidak terpengaruh oleh kekuatan dalam hatinya. tidak ada buah pikiran yang bebas pengaruh dari "sentuhan" hati. hingga hari ini saya masih percaya bahwa manusia lahir di dunia untuk sebuah tujuan, tujuan yang mereka buat semasa hidupnya dan di putuskan berdasarkan keinginan yang ia idam-idamkan. mimpi dan angan-angan sangat erat korelasinya dengan hati. ketika hati seseorang tidak mencintai sesuatu ia tidak akan mau menyentuh, bergabung apalagi sampai meimpi-impikannya. manusia sangat bergantung pada hatinya.

ketergantungan manusia ini kadang tidak sejalan dengan tingkat syukur kepada sang pencipta. karena hati tidak bisa muncul dengan sendirinya. apakah mungkin ini hasil evolusi bertahun-tahun lamanya yang membua kita baru berpikir dan memiliki rasa? saya pikir tidak. ada pencipta dibalik "benda" mahakarya ini dan tentu saja DIAlah yang mampu menciptakan ini. ketika hati ini ditutup oleh yang maha kuasa, dunia serasa mati lampu dimalam hari. apa yang terjadi ketika mati lampu dimalam hari, pandangan menjadi terbatas, tidak dapat menikmati acara di media elektronik, kepanasan, dll. penderitaan tersebut dikalikan bilangan "luarbiasa tak tergantikan" ditambah bilangan "sangat menyakitkan" di pangkatkan "hingga ajal menjemput". mengerikan bukan.

keputusan menjadi tidak sesuai, tidak dapat melihat berbagai peluang didepan mata, tidak memiliki keyakinan, dll. efek domino akan berlangsung terus menerus tanpa henti. hanya contoh mengerikan yang dapat menggambarkan dengan tepat suasana ketika hati ditutup oleh yang maha kuasa. orang beragama belum tentu memiliki hati yang terbuka.

sebelum hati itu tertutup, sebelum dunia menjadi gelap gulita. ada baiknya kita mulai berkaca pada diri kita sendiri. memohonlah pada apapun yang anda yakini, saya akan memohon kepada ALLAH SWT, untuk menjaga agar "benda" ini di matikan oleh "remote" dari tempat ENGKAU berada.

karena katika hati tertutup dunia gelap gulita.

"tulisan atas hati yang kesal dari hari yang buruk, mungkin suatu hari saya akan tertawa mengenangnya."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun