Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mesin Pabrik Tidak Pernah Rusak (Seri Pabrik Gula di Mojokerto-3)

23 Januari 2022   19:35 Diperbarui: 23 Januari 2022   19:41 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai jadwal.....tapi tidak sesuai jadwal.

Perencanaan saya menulis tentang Cerita Gula di Mojokerto. ceritanya akan saya buat berseri.
1. Teknologi pembuatan
2. Pabrik Gula dan Turunannya
3. Pengairan
4. transportasi
5. sosial ekonomi

Sebenarnya harus tentang pengairan...eh..kok saya banyak riset tentang cerita transportasi...Yaa..gak apa lah..berarti cerita tentang Pengairan saya ajukan dua hari lagi. Sekarang menulis Transportasi Saja..

Saya banyak mengunggah foto-foto Pabrik Gula Ketanen Kutorejo ya. Karena jejaknya sudah hilang sekarang ini. Padahal dulu termasuk yang terbesar setelah Sentanen Lor.

Pabrik gula.....Dimulai dengan tanam paksa di Hindia Belanda ya. Termasuk di daerah yang bernama "Hono-Seroyo". "Hono-Seroyo ini terletak di daerah segitiga Hono-Seroyo, Madiun dan Kediri
Daerah Hono-Seroyo diminta Sultan membentuk kabupaten. Tapi karena lamban pembentukan dan pembangunannya....Jadi Sultan Marah.

Karena marah akan hal ini, ingin mencap negeri yang lamban dan bandel dengan rasa malu yang kekal, dan oleh karena itu memberinya nama Djapan artinya lambat dan  malas.
Eeeh...tidak lama berubah lagi karena malu.... 1838 menjadi Mojokerto. Kata pertama mojo adalah nama dari buah yang terkenal itu, yang juga menjadi nama Mojopahit dan banyak tempat lainnya, dan kerto artinya: berkilauan, cemerlang.

Pada era itu Bupati mulai diberangus kekuasaannya. Pajak dan lain-lain tidak dapat melaksanakan...padahal kebutuhan keuangan yang terus-menerus, mereka masih dapat menguasai daerah-daerah bawahan sih..tapi kebutuhan operasional gaji pegawai dan lainnya....tumpessss.... Bangkrut lah.

Para administrator Belanda sering "membantu" dengan uang atau mengizinkan dia untuk menerima bagian tambahan dari pendapatan penduduk. Hal ini tidak jarang diiringi dengan penyalahgunaan jasa bupati yang harus mereka lakukan untuk bupati menurut adat atau hukum nasional.

Di Kabupaten Mojokerto, bupati memiliki asisten residen sebagai "rekan" Belanda. Dia adalah otoritas tertinggi di kabupaten dan dia pada gilirannya berada di bawah penduduk Surabaya. Asisten residen selalu orang (Indo) Eropa yang kantor dan rumahnya di Markas Korem 082.

Jadiii Bupati membantu Belanda untuk melaksanakan tanam paksa.. Memaksa semua orang menanam komoditas yang dimau Belanda yaitu tebu di dataran rendah..Karet di dataran agak tinggi dan kopi di dataran tinggi.
Setelah menanam, jelas industri mulai dijalankan. Mojokerto dibangun 12 Pabrik gula dengan Pabrik gula Sentanen Lor di Kota sebagai awalannya. Sampai menjamur di seluruh Mojokerto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun