Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prasasti Kembangsore Surat Keputusan Modern

4 April 2020   06:24 Diperbarui: 4 April 2020   07:01 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembangsore......

Ketika itu saya ke dusun Kembangsore desa Petak Pacet untuk bertanya di mana Prasasti kembangsore....Jawabnya mengejutkan....

tidak tahu ...waduhhhh ..

Prasasti legendaris ini tidak ada yang tahu bahkan orang sekitar...tapiiii...ada yang bernama Google Map. Sampailah saya di sana.

Tampak batu andesit berbentuk oval berukuran tinggi 1,2 meter, lebar 1,5 meter. Pada bagian batu yang agak pipih terdapat pahatan huruf jawa kuno dan gambar-gambar: keris, ular membelit tongkat, yoni, sepasang tapak kaki dengan payung.

Saya membawa air mineral untuk membasahi batu itu agar lebih jelas lagi membacanya..


Aslinya sih bukan lebih jelas membacanya saya kan dipastikan tidak dapat membaca aksara ini ... hanya ingin gaya seperti Indiana Jones atau film harta karun National Treasure

Prasasti yang dibuat akhir masa Majapahit ini menceritakan tentang anugerah tanah pradesa Petak yang sebelumnya diberikan oleh Bhatara Prabu Sang Mokta ring Mahawisesalaya dan Sang Mokta ring mahalayabuwana kepada Sri Brahmaraja Ganggadara.

Pemberian tanah lah....

Prasasti itu di mana-mana hampir sama karena merupakan Surat Keputusan.

Jika surat keputusan saat ini ada bagiannya.

Bagian Konsideran bagian surat keputusan yang berisi hal-hal terutama landasan hukum yang menjadi pertimbangan pembuatan surat keputusan, yang terdiri sub topik : menimbang, mengingat, membaca, mendengar dan memperhatikan

Keberadaan konsiderans bagi sebuah surat keputusan bersifat wajib karena dalam konsiderans itulah tertera landasan hukum (statuta) setiap surat keputusan. Isi konsiderans minimal dua, maksimal lima. Dari kelima sub topik tersebut diatas, yang paling penting dan harus dipakai dalam setiap keputusan adalah sub topik menimbang dan mengingat.

Kemudian Diktum adalah bagian surat keputusan yang berisi butir-butir ketetapan. Diktum merupakan isi inti sebuah surat keputusan. Apasaja yang akan ditetapkan oleh pengambil keputusan, semuanya dihimpun dalam diktum.

Lanjut, Desideratum adalah bagian yang berisi tujuan (untuk apa) surat keputusan itu dibuat. Setiap surat keputusan pasti mengandung tujuan. Tujuan itu dapat satu atau lebih.

Naaaah.....itu SK Modern ya....

Jaman dulu Prasasti juga sama dengan SK Modern. Ada Konsideran-Diktum daaan Desideratum.

Yang membedakan sumber-sumber hukumnya adalah keagamaan Budha atau Hindu. Pada Prasasti Kembangsore ini bisa dilihat

Tapi terakhir adalah hukuman. Jika tidak mentaati keputusan prasasti, maka hukumannya jelas keagamaan yaitu menerima kutukan. Ada yang hancur lebur, dimakan setan, dimakan harimau dan celaka lainnya.

Terjemahan ini....saya copy paste
tidak mungkin kan saya bisa membaca tulisan itu.

Selamatlah! Pada tahun saka
1408, pada hari komariah yang
kesepuluh ketika perduaan bulan
djesta sedang naik pada hari pecan
Majawulu Minggu paing sedangkan
bintang tetap bertempat di tenggara
gugusan bulan citra dewata twastr
tanda resi perawan.

Ketika itu sri batara prabhu
Girindrawardhana dyah Ranawijaya,
yang mahir dalam ajaran agama Buda,
diiringkan rakryan apatih Pu Thahan,
meneguhkan anugerah yang telah
dikeluarkan batara prabhu sang mokta
ring mahawisesalaya dan sang mokteng
ring mahalayabhuwana , dimana mereka
berdua telah menganugerahkan atau
memberi ganjaran tanah pradesa di
Petak berikut lembah dan bukitnya
kepada sri brahmaraja Ganggadara,
dan segala pengluasan dan pembatasan
dan berbagai hasil, hanyalah sri
brahmaraja yang diperkenankan memetik
hasilnya sampai ke anak cucunya
turun-temurun.

Yang menyebabkan sri
brahmaraja mendapat anugerah itu
ialah karena ia berusaha keras
mendukung kejayaan dan kemenangan
sang munggwing jinggan [yang
bersemayam di Jinggan] ketika
terombang-ambing masa kemelut perang
melawan Majapahit.

Ketika itu sri brahmaraja pergi ke
Petak yang merupakan tempat
persembahan dengan tanda paling
baik. Segala hak desa itu menjadi
milik sri brahmaraja selama bulan
dan matahari bersinar di langit.
Segala hak itu meliputi hawa napsu
yang delapan ragam, tedjaswanya,
dengan mengalami segala macam hak
perdikan dan segala macam wewenang.

Selanjutnya barang siapa melanggar
isi perintah Sebagaimana yang
termuat dalam prasasti, siapapun
mereka, terutama segala raja-raja
yang akan datang, mereka akan hancur
lebur menjadi abu dan akan menjadi
makanan setan laki-laki dan
perempuan, juga bagi buta dan
picasa. Habis dan rusak binasalah
mereka bersama seluruh kepunyaannya.
Demikianlah hendaknya. Amien

Bersambung ya...besok saya akan menulis tentang tafsir gambar-gambar yang ada di Prasasti itu yang dibaca beberapa ahli semiotik.

Tentang Kepemimpinan....seperti apa..ya besok karena sekarang sudah malam ya. Selamat malaaam (firitri)

#penulis #mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #mc #humaninterest #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #panas #penulismojokerto #penulis_mojokerto #kembangsore #prasasti #inscription

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun