Mohon tunggu...
andra nuryadi
andra nuryadi Mohon Tunggu... Konsultan - bekerja 20 tahun lebih di media, memiliki laboratorium kreativitas konten

Creative Addiction; Media Practitioner; Journalist

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Carlos Alcaraz si Pematah Mimpi dan Raket Djokovic

18 Juli 2023   12:03 Diperbarui: 18 Juli 2023   12:10 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlos Alcaraz (DOK. KOMPAS.ID) 

Novak Djokovic berjalan lebih dulu di depan Carlos Alcaraz, memenuhi babak final Wimbledon 2023. Partai paling bergengsi, Gentlemen Single mempertemukan unggulan 1 dan 2.Tidak ada aturan seremoni, siapa yang memasuki lapangan lebih dulu. Kendati Alcaraz unggulan 1, tetapi Djokovic adalah legenda turnamen itu. Biar unggulan 2 tetapi popularitasnya jauh melebihi si anak El Palmar Spanyol itu.

Djokovic berjalan menengadahkan kepala. Alcaraz membuntuti dengan kepala tegak. Memang ibarat paman dan keponakan.

Sudah begitu, catatan menunjukkan sebulan sebelumnya, pada 9 Juni 2023 si ponakan tunduk pada kedigdayaan si om di Prancis Terbuka. Di semifinal, kendati Alcaraz unggulan 1 pula habis dengan skor 3-6, 7-5, 1-6 dan 1-6. Malah Djokovic yang unggulan 3 jadi juara.

Jadi wajar bila harapan besar ingin membukukan juara Wimbledon 8 kali seperti sudah di tangan. Jika menang maka ia akan menyamai rekor Roger Federer. Bahkan masih mungkin membukukan petenis pria terbanyak meraih piala Wimbledon tahun depan.

Diboyong pula lah istri dan kedua anaknya. Di babak-babak sebelumnya hanya Jelena Ristic sang istri yang hadir. Kini ada dua buah hatinya ikut menunggu sang ayah kembali mengangkat piala Wimbledon.

Alcaraz si anak mama kewalahan di babak pertama. Si om menyudahi dengan skor yang lebih baik dari semifinal Paris Terbuka. Keplok membahana. Siapa tahu pertandingan ini bisa diselesaikan lebih cepat.

Nyatanya kisah Prancis Terbuka kembali terjadi. Alcaraz yang baru sekali meraih Grand Slam memaksa memperlama game. Ia menang dengan tie break.

Kalau lah cerita pertandingan sebulan lalu itu kembali terulang, Djokovic tahu cara membungkamnya. Ia harus habis-habisan mengambil set ketiga agar perjalanan set keempat lebih mulus.

Brad Pitt dan Pangeran Williams yang menonton jelas senang karena pertandingan ternyata berbeda dari harapan Djokovic. Set ketiga justru milik Alcaraz. Si om babak-belur dibuat takluk dengan skor saat ia meraih set pertama, 1-6.

Kendati sudah meraih 23 gelar Grand Slam, tampaknya Djokovic benar-benar kewalahan. Pukulan Alcaraz tidak hanya keras dan cepat. Namun juga akurat. Pandai memainkan kombinasi drop shot, teknik chop alias slice-nya ciamik, dan inilah yang membuat Djokovic pontang-panting. Servis Alcaraz bahkan sempat menembus kecepatan 217 km per jam. Padahal rata-rata kecepatan servis selama Wimbledon 2023 adalah 193 km per jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun