Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menilai Rindu

5 Juli 2016   03:28 Diperbarui: 5 Juli 2016   03:50 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kebanggaan sejati,
adalah dapat mengakhiri
yang telah kau mulai.
Begitulah semesta
cara hidup bekerja dan menilai.

Tapi Kekasih, malam ini
Aku tak tahu, mesti
bagaimana mengakhiri rindu.

Cintamu, seperti mata pelajaran
Kau adalah guru teladan
Akulah murid polos itu.

Lima hari dalam seminggu
PR, PR terus menemuiku.
Menumpuk-numpuk seperti rindu.
Larut malam, sampai subuh
: aku merindukanmu.
Di hari libur, tak pernah selesai
pekerjaan itu.

O, kasihanilah aku
O, ajarilah aku
Murid polosmu,
yang kelewat lugu
mencintaimu,
yang cuma begitu rindu telandanmu.

(2016)

(*) Rindu, ungkapan yang ditujukan pada Ramadhan, yang segera usai. Kapan bertemu lagi?
(**) Catatan kedua: kata "Kekasih" merajuk pada Nabi Muhamad. Kekasih Allah. Tauladan bagi umatnya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun