Mohon tunggu...
Andi Syahputra Ritonga
Andi Syahputra Ritonga Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa D4 POLBANGTAN MEDAN

Selanjutnya

Tutup

Money

Beras Organik yang Kian Dinikmati

22 Mei 2019   21:47 Diperbarui: 23 Mei 2019   07:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Satu hal yang penting untuk pertanian dimasa depan adalah mengedepankan program pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. 

Produksi beras organik melalui Pertanian Organik yang dikembangkan kelompok tani Subur desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, kini kian diminati masyarakat Sumatera Utara. 

Pada awal tahun 2019, penulis berkesempatan berdikusi langsung dengan ketua kelompok tani Subur dan menganalisa keekonomisan beras organik milik kelompok tani Subur yang terbukti lebih ekonomis, lebih menyehatkan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pertanian konvensional pada umumnya menggunakan pupuk sintesis/kimia selama produksi dengan persentase sebesar 100 Kg  jenis Urea, 100 Kg ZA, 100 Kg SP dan 200 Kg POSKA. 

Penggunaan pupuk sintesis/kimia menyebabkan tanaman menjadi subur, wangi dan berproduksi tinggi. Selain pupuk jenis tersebut yang mudah diperoleh, kemudahan lain bertanam padi konvensional adalah adanya pinjaman modal saat masa tanam dengan bunga rendah. 

Hasil produksi pertanian ini dapat mencapai 7 hingga 7.5 ton/ha dalam sekali panen. Namun sensitivitas tanaman terhadap hama dan cuaca akibat penggunaan pupuk sintesis dapat menurunkan produksi hingga 4 ton/ha. 

Akibat fluktuasi produksi, pengurangan kesuburan lahan dan rantai pemasaran yang panjang mendudukkan petani konvensional dengan lahan sedikit menjadi kurang sejahtera.

Pertanian Organik merupakan aplikasi nyata dari program SIPT (Sistem Integrasi Pertanian dan Ternak) yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2002. 

Pertanian Organik memanfaatkan kotoran ternak sapi yang diolah menjadi POC (Pupuk Organik Cair) melalui proses fermentasi sesuai Prosedur UPPO (Untuk Pengolahan Pupuk Organik) yang disosialisasikan BPP melalui PPL. Selain POC kotoran sapi hasil budidaya kelompok ternak juga diolah menjadi pupuk padat. POC dan pupuk padat disebar kelahan pada masa awal tanam. 

Penaburan dilakukan 10 hari sebelum proses pembajakan sawah menggunakan Handtractor. Tujuannya adalah untuk mengaktifkan jasad renik/mikroorganisme dalam tanah hingga membentuk pori mikro dan makro secara alami. 

Cara ini lebih ekonomis dari pada penggunaan pupuk sintesis, karena pertanian organik hanya memerlukan sekali pemupukan dengan persentase penggunaan pupuk yaitu 1 ton pupuk padat per ha dan 13 botol POC per ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun