Ada beberapa kekuatan pendorong di balik upaya perubahan tata kelola perencanaan wilayah dan kota di Eropa.
Beberapa pendorongnya terkait dengan agenda kebijakan dominan di Uni Eropa dan negara-negara Eropa lainnya.
Pengaruh agenda “daya saing” telah tersebar luas di Eropa, yang mendukung banyak investasi dalam infrastruktur dan pembangunan kembali perkotaan.
Fokus pada kota dan wilayah berkaitan dengan argumen yang mapan tentang pentingnya kualitas tempat (place) dalam pembangunan ekonomi.
Di Eropa, agenda lingkungan juga kuat, sebagian terkait dengan penekanan gerakan lingkungan pada penggunaan sumber daya yang berkelanjutan dan sebagian dengan gerakan warga yang peduli dengan kualitas hidup pada suatu tempat (place).
Fokus pada tempat (place) ini pada gilirannya terkait dengan momentum politik-budaya untuk menegaskan kembali pentingnya identitas dan citra regional atau lokal dalam menghadapi integrasi dan globalisasi Eropa.
Hal tersebut melahirkan perencanaan tata ruang wilayah dan kota yang selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang saling terintegrasi.
Ekspresi spasial dari strategi baru ini adalah konsep pembangunan seimbang, yang menawarkan fokus pembangunan dengan tujuan sama di seluruh wilayah Uni Eropa, bersamaan dengan upaya mempromosikan dinamisme zona pertumbuhan utama di benua itu.
Pendekatan umum ini dikembangkan melalui konsep perkembangan polisentris yang mendefinisikan kembali hubungan perkotaan-pedesaan, mengamankan akses ke infrastruktur dan pengetahuan (termasuk komunikasi trans-Eropa), dan pada saat yang sama mempromosikan pembangunan yang lebih kompak dan konservasi sumber daya.