Mohon tunggu...
ANDI SETIAWAN
ANDI SETIAWAN Mohon Tunggu... Guru - yang saya tulis dan saya ucapkan itu buah pemikiran bukan paksaan

Kebebasan Berpendapat adalah kemerdekaan Pertama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Terbukti, Hilanglah Rasa Kepercayaan Kami!

8 Juni 2017   09:06 Diperbarui: 8 Juni 2017   14:08 1871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam suatu konsep yang sangat sempurna, segala sesuatu nampak mempunyai kejelasan dan sangat mudah dipahami oleh seluruh kalangan yang mempelajarinya. Konsep yang dibangun sejak dari dulu menjadi suatu keyakinan bagi kalangan tertentu untuk tetap mempertahankanya dan memperjuangkanya dengan segala resiko yang ada dibelakangnya. Konsep tertentu menjadi suatu pegangan bagai beberapa orang sebagai pengarah yang menunjukan arah dimana mereka akan terus berjalan. Tak terlepas itu sekalanya yang lingkup individu atau kelompok-kelompok tertentu. Begitulah negara ini yang masih mempertahankan dan terus mempurjuangkan segala sesuatunya dengan berbagai kegiatan politik untuk terus melakukan suatu perubahan dalam lingkup pemerintahan.

Politik dalam konsepnya mempunyai fungsi dan tujuan terterntu yang hendak ducapai. Sebagaima yang telah lama dipahami oleh seluruh masyarakat bahwa politik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai jalan untuk mencapai tujuan teretentu. Tujuan tertentu tersebut jika kita tarik benang merahnya seharusnya tidak boleh melencing dari prinsip demokrasi dan faslasafah negara yaitu Pancasila. 

Kata politikpun sudah tidak asing lagi didengar oleh seluruh kalangan masayarakat Indonesia, baik itu dari media ataupun secara langsung. Secara langsungnya masyarakat Indonesia terkadang mengugunakan kata politik sebagai lolucon untuk sekedar canda'an, misalnya ada seseorang yang pandai berbicara dan pada ujung-ujungnya hanya ingin meminta bantuan tertentu pasti ia akan dicap sebagai "orang yg pandai berpolitik". Namun jika kita mendengar di satu sisi yaitu pemberita'an yang sering teruat dipertelevisian, rasanya sangat miris, bagaimana orang-oang yang pandai berpolitik namun malah menjadikanya hal yang merugikan orang lain dan negara Indonesia.

Seperti kasus-kasus yang sangat hangat diantara kasus-kasus hangat yang menimpa orang-orang yang pandai berpolitik dan bahkan tokoh yang terkenal dengan politiknya. Kasus yang menimpa pak Amien Rais menjadi catatan baru dalam buku harian pengamat perkembangan politik dan kehidupan pemerintahan di negara Indonesia. Seperti yang dilansir oleh Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengakui menerima dana. Namun, ia mengatakan, dana tersebut diterima dari Sutrisno Bachir dan bukan dari Siti Fadillah Supari, seperti yang disebutkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. Dalam sidang kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes), dengan terdakwa mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Amien Rais disebut-sebut mendapat aliran dana sebesar Rp 600 juta.

Miris yaa,, sekali lagi hati anak bangsa teriris dengan luka yang sama, belum sembuh yang lama datang lagi kasus baru. Lagi dan lagi, tokoh tokoh politik ternama dibangsa ini tidak kuat menahan godaan sang kertas yang mampu menghijaukan mata. Kasus yang menimpah Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) pak Amien Rais , menjadi tamparan keras dalam dunia perpolitik dinegara ini, meskipun jabatanya bukan lagi sebagai ketua umum suatu partai politik akan tetapi beliau sedikit banyak pasti mempunyai pengaruh dalam perkembangan partai dan kelangsungan partai politik tersebut. Namun realitas yang terjadi tersebut menunjukan bagaimana rapuhnya jiwa para pejabat negara ini untuk melawan musuh utama mereka yaitu mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan masyarakat. Padahal konsep politik yang dipahami oleh masyarakat Indonesia tidak seperti itu.

Siapa lagi,? Yang akan kami percaya, untuk menempatkan harapan kami untuk bersama memajukan negara membangun peradaban bangsa, sementara faktor yang menentukan jalanya pemerintahan negara tidak terlepas dari politik dan politik dinegara kami sudah sangat mengkhwatirkan. Kapan,? Waktu yang akan menjawab, bahwa memang mereka mampu menjalankan sebagaimana konsep politik yang ada di negara Indonesia. Apakah,? Kami harus menghilangkan konsep politik dinegara ini dengan menggunakan konsep Indiviualis. Rapuh, orang-orang yang pandai memikat hati pengikut dan masyarakat umum tersebut tidak mampu melawan goda'an-goda'an setan yang terkutuk untuk melakukan perbuatan yang sangat dibenci oleh pengikutnya.     


Seperti yang pernah dikemukakan oleh salah seorang dosen yang pernah mengajari kami, bahwa jika anda menunggu untuk tetap menjadi orang baik dengan sistem yang sangat buruk dinegara ini, maka anda akan kalah oleh sistem. Dan untuk membuat sistem menjadi lebih baik tidak ada cara lain, kecuali berpolitik dengan cara yang sama namun memiliki tujuan yang berebeda. 

Dari pesan tersebut dosen kamipun mempunyai kerisauan yang sama akan kehidupan dinegara ini, yang semakin lama semakin jauh dari nilai-nilai luhur yang diharapkan oleh para pendiri bangsa. Dimana pada sejarahnya politik dijadikan kegiatan untuk merebut kekuasaan dari para penjajah negara, sementara sekarang politik dijadikan kegiatan untuk merebut kekuasaan dari pejajah untuk menjadi penjajah lagi dibumi mereka sendiri.

Kasus yang dibahas merupakan gambaran nyata bagaima kekuasaan menentukan segalanya. Pak Amien Rais merupakan tokoh yang cukup terkenal dalam dunia poltitik dan selama inipun tidak pernah mengalami kasus-kasus yang mencoreng konsep-konsep politik yang dibagun oleh pengikutnya. Akan tetapi dengan adanya kasus yang menipa beliau ini menjadi suatu generalisasi bagi masyarakat bahawa mereka yang mempunyai pengaruh dalam dalam suatu bidang tertuntu pasti akan terpengaruh melakukan penyelewengan kekuasaan. 

Sekali lagi saya ingin menekankan bahwa konsep politik dinegara Indonesia seharusnya dapat dikaji secara mendalam dan mempunyai daya control yang meluas dari kalangan masyarkat, karena seyogyanya merekalah jalan pintas yang dicapai oleh masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu pula yan terkadang menjadi sosok pahlawan ditengah kegelisahan masyarakat.

Sosok yang tak pernah terlintas dalam benak, bahwa sekelas bapak yang mempunyai pendirian dengan semboyan Amanat Nasional yang secara luhur ingin meneruskan nilai-nilai yang diarahkan oleh falsafah hidup bangsa. Bukan hal baru memang, simbol yang menjadi lambing dan semboyan yang menjadi moto hanyalah cara bagi kaum-kaum tertentu untuk berkamuflases menyamar untuk dapat diterima dalam komunitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun