Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Tradisi Literasi dalam Menekan Angka Buta Aksara di Indonesia

7 Februari 2023   14:35 Diperbarui: 9 Februari 2023   12:21 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi literasi (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Angka buta aksara di sini merupakan ketidakmampuan membaca dan menulis. Merujuk pada definisi aksara dan literasi secara tekstual berarti peningkatan literasi dapat menekan angka keberaksaraan kita.

Angka buta aksara di negara kita yang semakin tertinggal jauh dari negara lain. Hal ini tentu menjadi permasalahan serius. Mengingat bahwa berkembang tidaknya sebuah negara dapat diukur dari tingkat keberaksaraan atau tingkat literasinya. 

Literasi menjadi salah satu faktor dalam sebuah kemajuan di suatu negara. Masyarakat yang tidak melek literasi berarti memiliki budaya yang baik, memiliki budi pekerti yang baik, kreatif, inovatif, dan dapat berkompetisi secara sehat baik di lingkungan masarakat, di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan kerja.

Di mana angka buta aksara Indonesia tinggal 1,78 %. Tingkat keaksaraan kita di Indonesia sangat memprihatinkan. Seperti fakta yang dilansir dari UNESCO, bahwa Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah terkait literasi dunia. Menurut data UNESCO minat baca masyarakat kita hanya 0,01 % orang dari total angka penduduk Indonesia.

Mengingat hal tersebut sangat urgen bagi kemajuan negara kita, tentu pemerintah kita tidak tinggal diam begitu saja. 

Beberapa program-progam terkait telah diupayakan, baik itu melalui kementerian pendidikan misalnya program merdeka belajar mulai dari level SD-Perguruan Tinggi. 

Penyelesaian permasalahan buta aksara juga pada dasarnya bukanlah sesuatu yang mencekik, meskipun itu penting. Namun penyelesainnya bisa bertahap namun arah kebijakan harus jelas. Pada dasarnya bukan program kebijakan yang harus matang saja tetapi pendampingan masyarakat yang lebih penting. 

Di sisi lain, sebagai masyarakat perlu peningkatan kesadaran dengan berangkat dari lingkungan rumah tangga. Bagian demi bagian sangat terhubung. Baik datangnya dari program pemerintah, masyarakat umum, maupun dari hal terkecil yakni individu dan keluarga.

Salah satu upaya dari beberapa platform media online, pada dasarnya juga merupakan upaya untuk menekan melek literasi kita. Di mana setiap pengguna adalah pembaca dan juga penulis. 

Saya rasa demikian juga upaya pemerintah berani untuk menciptakan ruang literasi melalui program formal. Namun upaya seperti ini tidak boleh terhenti dalam pemanfaatan teknologi saja sebab persebaran teknologi komunikasi juga belum merata baik dari segi fasilitas mapaun pemanfaatannya. Sehingga perlu ada edukasi secara langsung yang bersentuhan dengan masyarakat sasaran. 

Tentu perlu ada pemetaan titik lokasi di daerah mana saja yang memiliki tingkat paling rendah dalam bidang aksara sehingga gerakan literasi pemberantasan buta aksara dapat diterapkan. Di beberapa kota di Indonesia hampir semua memiliki perguruan tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun