Gerimis yang datang malam ini, Menyapu debu-debu, mengalir hingga ke kali , esok hari jika mentari, Sedikit bersinar akan memanggil mereka ke langit
jalanan begitu sunyi, cahaya lampu di sempadan jalan tak lagi ramai menyapa bintang yang selalu berkilip, saling sapa tak ada curiga seperti biasanya. Banyak yang sedang memeluk selimut, seperti memeluk diri sendiri, sekedar hanya menyapa tubuhnya selama berhari-hari hanya jari jemari yang saling menyapa di berandaÂ
Pulanglah! Nada itu memanggil, seperti bisikan, di sini aku menggigil, hanya menggigit sarung bantal,Â
Kudengar kabar anak kita, sedang berlarian di ruang tamu ibu gurunya yang sedang ulang tahun yang ke 63 hampir saja memecahkan vas bunganya dari Prancis untung saja, sebentar lagi ia pensiun, kulihat video anak anak kita sepulang dari rumah ibu Upi, warna tembok sudah buram, atap rumah sedikit mengangaÂ
Kabarku di sini, selalu berupaya berkata baik baik saja, ini sudah malam Jumat ke tiga, sebentar lagi lebaran tiba,
Gerimis yang datang kali ini, Â hampir tiap hari, biarkan ia menemani, sebentar lagi, akan pergi, berlari mungkin saja tahun depan baru kembali lagi, seperti malam iniÂ
Tak seperti diriku ini, memintamu menanti, entah tintaku tak berartiÂ