Di penghujung musim kemarau dulu
Kita selalu bersenandung tentang cita, cinta dan rindu
Di halaman rumah kita sambil mengusap rambutku
Berbelah dua, sesekali kau melucu
Kau tertawa hingga menutup mata sipitmu
Aku ikut tertawa sebatas menghargai kisah hidupmu
Yang kau bilang sulit makan nasi jagung, diburu kompeni
Dihantui tentara islami, kau dan saudaramu berlari
Hingga ke kampung baru
Â
Di awal musim hujan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!