Mohon tunggu...
Andi Ronaldo
Andi Ronaldo Mohon Tunggu... Konsultan manajemen dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Writing is not just a hobby, but an expression of freedom. Through words, we can voice our thoughts, inspire change, and challenge boundaries without fear of being silenced.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mengapa Film Live Action "Snow White" dari Disney Dianggap Gagal?

28 Maret 2025   08:00 Diperbarui: 28 Maret 2025   15:57 7171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan Film Snow White yang Diproyeksikan Menjadi Film Tergagal Sepanjang Tahun 2025 (Disney/Daily Express)

Kegagalan komersial yang dialami oleh pembuatan ulang film "Snow White" dari Disney, yang mendapat ulasan negatif dan berkinerja buruk di box office, telah kembali memicu perdebatan di kalangan pecinta dan kritikus film. 

Banyak suara yang menyatakan bahwa prioritisasi pendekatan sosial progresif, yang sering kali disebut "woke," pada film tersebut di atas kualitas konten dan daya tarik yang luas menjadi resep untuk bencana finansial yang terjadi. 

Fenomena ini menjadi semakin relevan di era modern, di mana konsumen semakin memperhatikan nilai-nilai yang diusung oleh merek dan perusahaan, hingga memunculkan istilah "Go Woke, Go Broke". 

Lantas, benarkah pendekatan "woke" pada film "Snow White" berkontribusi pada kegagalan komersial film tersebut?

Kontroversi Pemilihan Pemeran Utama dan Persepsi Publik

Pemilihan Rachel Zegler, seorang aktris keturunan Latin, sebagai pemeran utama dalam film "Snow White" menjadi pemicu utama dari gelombang kontroversi yang signifikan. 

Sebagian besar kritik awal berpusat pada ketidaksesuaian rasial dengan deskripsi tradisional karakter Snow White sebagai seseorang yang memiliki "kulit seputih salju".

 Tokoh-tokoh konservatif dan banyak pengguna media sosial mempertanyakan keputusan Disney untuk memilih aktris dengan latar belakang ras yang berbeda untuk peran yang secara ikonik diasosiasikan dengan ras Kaukasia. 

Zegler sendiri menanggapi kontroversi ini dengan membela perannya, menyatakan kebanggaannya sebagai "putri Latin" dan menyoroti popularitas karakter Snow White di negara-negara berbahasa Spanyol. 

Dia juga menjelaskan bahwa film tersebut akan memberikan konteks naratif baru untuk julukan "kulit seputih salju," menghubungkannya dengan badai salju yang terjadi saat kelahirannya, yang melambangkan ketahanan dari sosok karakter Snow White. Namun, penjelasan ini tidak sepenuhnya meredakan kekecewaan sebagian penonton yang merasa bahwa perubahan mendasar pada representasi visual karakter ikonik sangat tidak dapat diterima. Ekspektasi yang telah tertanam selama beberapa dekade terhadap citra Snow White membuat perubahan ini menjadi titik gesekan utama bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun