Pernahkah kita mengumpat saat datangnya hujan? Merasa hujan sebagai penghalang di tengah aktivitas mendatang?
Atau kita pernah merasa hujan sebagai ancaman dalam kehidupan? Pernahkah kita merasa bahwa hujan sungguh menyebalkan?
Menghalangi kita sejenak dari aktivitas yang sangat kita inginkan? Pernahkah juga kita merasa bahwa hujan adalah anugrah yang Tuhan berikan?
Membawa banyak penghidupan bagi sebagian orang? Jawabannya tergantung dari sudut pandang dan pemaknaan bukan?
Bagaimana kita melihat hujan, di situlah kita dihadirkan dua sudut pandang dalam kehidupan.
Sudut pandang yang terkadang membuat kita merasa bahwa hidup tidak berkeadilan, atau justru sudut pandang yang membuat kita semakin berkembang.
Belajar dari hujan, justru bukan hujan itu sendiri yang membuat “sulit” kehidupan.
Hujan pada dasarnya hanyalah sekumpulan air yang turun ke permukaan, sebelum kita memberi pemaknaan.
Pemaknaan yang justru membawa kita pada dua jalur pilihan. Pilihan yang terkadang membawa tantangan, atau justru kemudahan.
Jika kita mengambil analogi hujan sebagai sebuah peristiwa, di situlah kita dapat melihat dua irisan kehidupan. Duka atau bahagia sangat nyata terpampang.
Bagi sebagian orang yang mencari penghidupan dari datangnya hujan, hujan sangatlah menggembirakan.
Namun, untuk seseorang yang tidak ada kepentingan, datangnya hujan dalah sebuah penghalang yang membawa kesakitan.
Dua sisi yang selalu berdampingan sebagai sebuah seni dalam kehidupan. seni yang membuat seorang harus melepas sejumlah kepentingan dalam pemaknaannya.
Kita dapat belajar seni melepaskan dari datangnya hujan.
- Hujan Selalu Membawa Kepentingan Bagi Setiap Orang
Tanyakan seberapa pentingnya hujan, bagi para ojek payung? Tanyakan seberapa berpengaruhnya hujan, bagi pertanian?
Tanyakan pula seberapa menguntungkannya hujan, bagi industri PDAM? Itu akan menempatkan sudut pandang positif kita terhadap datangnya hujan.
Kemudian, kita akan melihat sisi lain dari datangnya hujan. Tanyakan seberapa menyebalkannya hujan, bagi orang yang terlambat datang ujian?
Tanyakan seberapa merugikannya hujan, bagi para pedagang es jalanan?
Tanyakan seberapa mengerikannya hujan, bagi orang yang terdampak banjir? Dengan begitu kita akan melihat sisi lain dari datangnya hujan.
Hujan membawa dua sisi yang tidak mungkin dapat terhindarkan, itulah sejatinya cerminan kehidupan.
Selalu ada kepentingan dan tidak luput dari cara pandang. Jika ditilik secara mendalam berkaitan dengan kejadian-kejadian dalam kehidupan kita, sejatinya seluruhnya memiliki kepentingannya.
- Hujan Datang Bukan Sebagai Penghalang
Pernahkah kita merasakan hujan datang menghalangi aktivitas keseharian kita?
Membuat kita tidak bisa bergerak kemana-mana, atau bahkan menghentikan sejenak aktivitas itu? Terkadang rasa marah, jengkel, dan perasaan-perasaan lain turut menyelimutinya.
Namun mungkin saja itu bukanlah penghalang, melainkan sebuah tanda untuk sejenak melepaskan.
Melepaskan sejenak hal-hal dengan lebih menikmati jalannya waktu. Bukan tertunda melainkan teralihkan.
Begitu juga kehidupan, seringkali kita berpikir bahwa kejadian-kejadian pahit dan menyakitkan dalam hidup merupakan sebuah penghalang dari tercapainya tujuan.
Tujuan yang sering kita pikir akan membawa pada kebahagian yang hakiki. Maka dari itu kita sering marah, sedih, dan kecewa dengan “tertundanya” tujuan-tujuan kita dalam kehidupan ini.
Namun, seperti analogi datangnya hujan, tujuan yang kita pikir “tertunda” justru membawa kita pada “kenikmatan” yang lebih mendalam.
Dengan menikmati masa sekarang tanpa mempertanyakan.
- Hujan Mengajarkan Kita Seni Melepaskan
Hujan membawa kita pada sebuah seni melepaskan dengan ikhlas. Melepaskan sebagian kepentingan untuk merefleksikan kepentingan lainnya.
Dalam hidup terkadang caranya menyakitkan dan membuat kita merasa kita adalah “sampah” yang tidak berguna.
Namun, ketahuilah bahwa itulah proses pemaknaan yang lebih mendalam. Datangnya hujan juga mengajarkan kita pada kendali dan luar kendali.
Berbasis pada kepentingan, ambil contoh datangnya hujan membuat becek tanah persawahan, namun itu yang diperlukan untuk menyuburkan.
Datangnya hujan membawa kegembiraan bagi anak-anak yang bermain, namun itu justru akan membuat tubuh sakit sesudahnya.
Begitulah kiranya bagaimana hujan melepas sebagian kepentingan kemudian setelahnya melimpahkan kepentingan lainnya.
Hujan mengajarkan kita banyak pelajaran. Pelajaran utama untuk melepaskan segala hal dalam kehidupan yang tidak mampu kita kendalikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI