Pernahkah kita merasakan hujan datang menghalangi aktivitas keseharian kita?
Membuat kita tidak bisa bergerak kemana-mana, atau bahkan menghentikan sejenak aktivitas itu? Terkadang rasa marah, jengkel, dan perasaan-perasaan lain turut menyelimutinya.
Namun mungkin saja itu bukanlah penghalang, melainkan sebuah tanda untuk sejenak melepaskan.
Melepaskan sejenak hal-hal dengan lebih menikmati jalannya waktu. Bukan tertunda melainkan teralihkan.
Begitu juga kehidupan, seringkali kita berpikir bahwa kejadian-kejadian pahit dan menyakitkan dalam hidup merupakan sebuah penghalang dari tercapainya tujuan.
Tujuan yang sering kita pikir akan membawa pada kebahagian yang hakiki. Maka dari itu kita sering marah, sedih, dan kecewa dengan “tertundanya” tujuan-tujuan kita dalam kehidupan ini.
Namun, seperti analogi datangnya hujan, tujuan yang kita pikir “tertunda” justru membawa kita pada “kenikmatan” yang lebih mendalam.
Dengan menikmati masa sekarang tanpa mempertanyakan.
- Hujan Mengajarkan Kita Seni Melepaskan
Hujan membawa kita pada sebuah seni melepaskan dengan ikhlas. Melepaskan sebagian kepentingan untuk merefleksikan kepentingan lainnya.