Mohon tunggu...
Andini Parameswari
Andini Parameswari Mohon Tunggu... S1 Antropologi Budaya, Universitas Gadjah Mada. Staff Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca DIY Periode 2021-2025.

Hai, peeps, welcome! Salam dari seorang gadis yang gemar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Hujan Tak Kunjung Reda: Sebuah Seni Melepaskan

8 Mei 2025   18:05 Diperbarui: 8 Mei 2025   21:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hujan Membawa Perspektifnya Sendiri. (Sumber: pixabay.com)

Pernahkah kita merasakan hujan datang menghalangi aktivitas keseharian kita?

 Membuat kita tidak bisa bergerak kemana-mana, atau bahkan menghentikan sejenak aktivitas itu? Terkadang rasa marah, jengkel, dan perasaan-perasaan lain turut menyelimutinya.

Ilustrasi Melepaskan Sejenak dan Menikmati Jalannya Waktu. (Sumber: pexels.com)
Ilustrasi Melepaskan Sejenak dan Menikmati Jalannya Waktu. (Sumber: pexels.com)

Namun mungkin saja itu bukanlah penghalang, melainkan sebuah tanda untuk sejenak melepaskan.

Melepaskan sejenak hal-hal dengan lebih menikmati jalannya waktu. Bukan tertunda melainkan teralihkan.

Begitu juga kehidupan, seringkali kita berpikir bahwa kejadian-kejadian pahit dan menyakitkan dalam hidup merupakan sebuah penghalang dari tercapainya tujuan.

Tujuan yang sering kita pikir akan membawa pada kebahagian yang hakiki. Maka dari itu kita sering marah, sedih, dan kecewa dengan “tertundanya” tujuan-tujuan kita dalam kehidupan ini.

Namun, seperti analogi datangnya hujan, tujuan yang kita pikir “tertunda” justru membawa kita pada “kenikmatan” yang lebih mendalam.

Dengan menikmati masa sekarang tanpa mempertanyakan.

Ilustrasi Hujan Mengajarkan Kita Melepaskan. (Sumber: shutterstock.com)
Ilustrasi Hujan Mengajarkan Kita Melepaskan. (Sumber: shutterstock.com)
  • Hujan Mengajarkan Kita Seni Melepaskan

Hujan membawa kita pada sebuah seni melepaskan dengan ikhlas. Melepaskan sebagian kepentingan untuk merefleksikan kepentingan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun