Mohon tunggu...
Humaniora

Tradisi Ngiring Kucing Meminta Hujan

2 April 2017   15:51 Diperbarui: 4 April 2017   15:14 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat suku tengger didesa Wonokerso, kecaatan sumber, kabupaten Probolinggo. Menggelar upacara ngiring kucing. Tradisi ngiring kucing merupakan upacara adat dengan memandikan seekor kucing hitam. Salah satu syarat dari adanya tradisi ini adalah kucing yang berbulu hitam karna menurut keyakinan masyarakat setempat, kucing hitam sebagai labang mendung hitam. Masyarakat sekitar berharap melalui doa’ yang mereka panjatkan, hujan akan segera turun. Seorang dukun pandhita dibantu pemangku pura, memimpin jalannya upacara yang diikuti oleh seluruh masyarakat tengger, baik laki-laki maupun perempuan dari segala usia. Sesajen yang dihidangkan beragam seperti dawet, pisang, ayam, dan nasi kuning yang diletakkan didepan padmasari atau altar persembahan.

Proses pelaksanaan upacara ngiring kucing diawali dengan pembacaan doa’ oleh pandhita, acara berikutnya ujung-ujingan, yakni dua pria dewasa saling melucutkan rotan kepunggung lawan  sebagai lambang pertarungan musim  kemarau dan musim  hujan. Selanjutnya enam pria membawakan tari kuda kepang sampai beberapa penari kerasukan dan mebisikkan pesan moral kepada masyarakat tengger melalui pandhita, kemudian penari memandikan kucing hitam dengan dawet sebagai lambang permohonan hujan.

Selanjutnya sebagai penutup acara, pandhita yang memimpin jalannya upacara akan memandikan kucing dengan air kembang dan dawet atau cendol. Selain itu masyarakat yang membawa dawet untuk didoakan dan meminum dawet bersama-sama. Dan upacara ngiring kucing ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali bertepatan pada bulan September

Sebagian masyarakat tengger bekerja sebagai petani sayur, diantaranya adalah petani kentang, kubis dan bawang. Dan upacara ini sudah diadakan sejak lama  oleh masyarakat tengger dan tradisi ini sudah turun temurun dilakukan  

Diislam sendiri ada yang namanya sholat istisqa’ yaitu sholat meminta hujan yang mana tidak ada hujan turun dan orang-orang musafir sangat mengharapkan air maka pada saat itu sholat istisqa’ dilakukan.  

Maka pada dasarnya meminta hujan sudah ada diislam sejak lama tetapi karna di indonesia bermacam-macam akan budaya, suku dan ras. Tradisi disatu daerah dengan daerah lain nya juga berbeda-beda karna itulah diindonesia dikenal akan budayanya yang beragam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun