Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Festival Dalang Bocah 2015, Media Harmonisasi Budaya Bangsa

22 November 2015   21:18 Diperbarui: 22 November 2015   21:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah Satu Peserta Festival Dalang Bocah 2015 (dok. panitia FDB)"][/caption]

Pagelaran wayang saat ini sudah jarang sekali ditemui di Ibukota. Kecuali mereka yang keturunan Jawa sedang punya hajat pernikahan, sunatan atau syukuran yang "nanggap" wayangan. Pagelaran wayang sendiri biasa dilaksanakan di lapangan atau halaman yang luas karena panggung wayang ini tidak memerlukan tempat sedikit. Atau bisa juga di dalam ruangan yang khusus untuk pagelaran wayang. 

Kali ini, saya berkesempatan untuk mengikuti serangkaian acara "Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2015" yang diselenggarakan oleh PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) Pusat, SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), dan Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta yang bertempat di Museum Seni, Kota Tua Jakarta tanggal 20-22 November 2015. Festival Dalang Bocah 2015 (FDB) ini diikuti oleh 22 peserta dalang bocah dari berbagai Provinsi ini memiliki makna yang sangat penting, khususnya dari sudut pandang strategi kebudayaan. FDB menjadi salah satu penanaman identitas dan jatidiri kebangsaan serta penguatan budaya nasional. Selain itu, FDB tetap menjaga proses estafet atau regenerasi nalar budaya sejak dari anak-anak. FDB juga menjadi penemu potensi anak serta penguatan mental dan kepribadian.

[caption caption="Suasana Festival Dalang Bocah 2015 (dok. Panitia FDB)"]

[/caption]

Melalui festival ini anak-anak disadarkan bahwa mereka merupakan bagian dari sebuah kultur atau budaya yang memiliki ajaran serta watak luhur dan dapat mereka jadikan salah satu pandauan etis dalam kehidupan sehari-hari. Wayang merupakan salah satu representasi dari budaya nasional yang sejak semula diciptakan memang diarahkan untuk membangun identitas dan pendidikan berbagis kearifan lokal.

FDB ini juga tidak akan terlaksana jika tidak ada dukungan dari orang tua, guru pembimbing dan masyarakat sekitar. Peran orang tua sangat penting dalam memajukan dan mencerdaskan anak-anak terutama di bidang-bidang tertentu seperti pedalangan ini. Seni pedalangan di Indonesia masih menjadi seni yang istimewa, karena tidak semua orang bisa dan minat untuk memperlajarinya. Saya pribadipun sering berdecak kagum ketika menikmati pentas wayang, apalagi ini dalangnya bocah-bocah yang luar biasa.

Saat ini marak sekali terjadi kasus kekerasan pada anak. Kebebasan bermain anak pun menjadi terbatas karena ruang bermain tidak ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Dengan adanya FDB ini diharapkan para orang tua semakin sadar tentang pentingnya mengajarkan anak-anaknya untuk mengenali, memahami, dan menjadi sang dalang dan sang wayang sekaligus. Artinya, ketika anak-anak menjadi dalang, mereka juga harus menjadi wayang dengan berbagai karakter.

Tugas dan tanggungjawab orang tua untuk mendukung anak-anaknya mengikuti festival ini bukan hanya sekedar memenuhi keinginan orang tua atau si anak sendiri melainkan salah satu upaya pelestarian seni-adiluhung (makro) maupun untuk membangun karakter dan mental anak itu sendiri (mikro). Melalui festival ini pula sesungguhnya para orang tua sedang membangun dan menyiapkan sebuah generasi untuk menghadapi masa depan. Para dalang bocah nantinya akan menjadi duta budaya yang berarti juga menjadi duta bagi identitas dirinya sebagai penyampaian kebaikan.

[caption caption="Kresna dan Arjuna (dok. Panitia FDB)"]

[/caption]

Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2015 menetapkan 1 dalang mempuni adalah Aditya Saputra, Wayang Kulit Purwa, Gaya Surakarta, dengan lakon Anoman Duta. Aditya Saputra ini peserta dari Riau. Selamat yaaa :) http://dalangbocah.com/pengumuman-pemenang-festival-dalang-bocah-2015/

Melalui wayang yang dimainkan oleh para dalang bocah, gelaran FDB mencoba menempatkan kembali peran penting orang tua untuk mendampingi anak-anaknya ditengah maraknya kekerasan pada anak. Kasus pembunuhan, pemerkosaan, bullying, dan sebagainya bisa menjauh dari anak-anak ketika orang tua hadir untuk selalu mendampingi mereka. Selain itu, bukti terselenggaranya FDB juga menjadi ruang seni padalangan Indonesia untuk terus melestarikan budaya bangsa dan tentunya Negara hadir menjadi payung untuk memajukan budaya bangsa sejak anak-anak. Karena dunia anak adalah tabungan masa depan sebuah bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun