Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terkadang Bertahan Hanya karena Ekspektasi Sendiri

23 Maret 2021   17:41 Diperbarui: 23 Maret 2021   18:08 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia menatapku dalam-dalam. Hanya menatapku. Dia tidak mengedipkan mata sekalipun saat menatapku. Sedangkan aku penuh dengan sejuta asumsi di kepala tanpa berani balik menatapnya. Andai aku mampu membaca isi hatinya, tak perlu sekeras ini aku berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan di balik tatapannya.

"Eeemm.. ada yang ingin kamu sampaikan?" tanyaku memecah keheningan.

Dia hanya menggelengkan kepala lalu berdiri membereskan barang-barangnya yang berserakan di atas meja kerja. Tanpa bersuara apapun apalagi mengeluarkan ucapan sepatah kata. Aku berinisiatif membantunya. Dia hanya melirikku tanpa berkata apapun.

"Aku balik dulu." setelah semua barangnya rapi dia pamitan.

Tanpa aku tahu dia menyimpan apa dalam hatinya, dia pergi. Aku habiskan waktu malamku untuk mengira-ngira tentang dia, tentang pikirannya dan tentang perasaannya. Iya, dia tidak pernah melihatku, apalagi ada perasaan lebih dari sekedar teman terhadapku. Itu asumsiku. Tapi sepertinya memang benar, dia hanya menganggapku teman baik. Sekian tahun berteman baik, tidak ada tanda-tanda dia menuju ke arahku.

Tapi, konon teman baik, tapi aku sering tersiksa dengan khayalan tentang dia. Aku sering kepikiran tentang apa yang dia pikirkan, tentang apa yang sedang dia rasakan. Konon teman baik, tapi dia sering membuatku merasa tidak ada. Jangan-jangan hanya aku saja yang merasa kalau antara aku dan dia teman baik?

Pertanyaan itu sering muncul ketika dia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda seperti kejadian tadi. Hanya menatapku dalam-dalam tanpa mengatakan apapun. Entahlah aku ada salah sama dia, ada yang membuatnya tidak berkenan atau dia sedang ada masalah.

Dia tega membiarkanku tenggelam pada lautan penasaran yang tak pernah dia berikan jawabannya.

Sekian tahun berteman baik, aku selalu berusaha ada di samping dia tapi aku pun selalu dibuatnya bertanya-tanya. Benarkah kita ini berteman baik? Sementara aku menyimpan sejuta perasaan untuknya. Jangankan untuk berharap menjadi kekasihnya, jadi teman baiknya pun sepertinya sudah dalam angan saja. Entah apa yang membuatku terus bertahan padanya dan tetap menganggapnya teman baik bahkan lebih daripada itu.

Design by Canva
Design by Canva

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun