Cerita soal keadilan sarapan pagi ku, Aksi tipu tipu oh jagonya.....!!! itulah lirik lagu iwan fals saat menulis lagu berdasarkan kisah kehidupan. Bila kita dalami soal profesi jurnalistik, tentu kita harus bertanya dalam diri kita.." Sebenarnya apa tujuan kita bekerja sebagai Jurnalistik.....???Diantaranya yang sering terjadi...:
a. "Tujuannya hanya untuk memeras sumber berita demi mendapatkan Uang"..???
b." Atau jadi Wartawan agar orang segan dan takut pada kita"....???
c. " Atau Jadi wartawan agar dapat populer dikalangan masyarakat dan pejabat"...???
d." Atau bekerja Memburu uang dari pada berita".......
e. "Rela seperti Lilin yang siap berkorban demi menyuarakan keadilan dan kebenaran"
A. (TUJUAN MENJADI WARTAWAN AGAR DAPAT MEMERAS SUMBER BERITA DEMI MENDAPATKAN UANG).
Mendengar keluhan keluhan pejabat publik yang sering menjadi sasaran Kategori Oknum Wartawan (A) sudah ramai dibicarakan, karena oknum wartawan tersebut bukan tujuannya mendapatkan kepercayaan Publik atau tidak mengedepankan kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugasnya sehingga cara apapun ditempuh demi mendapatkan uang. Tapi bagi pejabat yang memiliki kesalahan menjadi sasaran empuk Wartawan (A). Ciri ciri Oknum wartawan (A) ini terkesan merusak citra jurnalis karena awalnya bekerja sebagai jurnalis "Niatnya sudah tidak Baik".
B. (MENJADI WARTAWAN AGAR ORANG SEGAN DAN TAKUT PADA KITA"
Ciri ciri seperti ini lain lagi, karena dengan adanya kebebasan Pers dan UU Pers menilai dirinya sebagai wartawan seenaknya menulis dengan tujuan orang yang dijadikan sumber berita bisa mengakui kehebatannya. Etika dan Budaya sudah dikesampingkan serta dalam menjalankan tugasnya tidak berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik. Oknum wartawan (B) ini merasa senang dipuji soal kehebatannya dan menilai dirinya paling jago dalam menulis berita. Kesombongan membuatnya merasa paling hebat dan menilai wartawan lainnya masih dibawahnya.
C. (MENJADI WARTAWAN AGAR DAPAT DIKENAL DIKALANGAN MASYARAKAT DAN PEJABAT).
Oknum wartawan seperti ini sifatnya selalu mencari perhatian orang, baik itu masyarakat atau pejabat. Dan tidak segan segan membicarakan jelek teman seprofesinya dan menilai dirinyalah paling hebat atau senang disebut sebagai wartawan super. Tujuan Oknum Wartawan kategori (C) ini, dirinya tidak ingin kalah dan selalu mengatakan dirinya Palin hebat. Alasannya Oknum Wartawan (C) agar dibisa mendapatkan pembaca sebanyak banyaknya demi menguatkan predikatnya padahal dia tidak menyadari kalau diatas langit masih ada langit, dan manusia diciptakan itu tidak seperti "Dewa" manusia punya kelebihan dan punya kekurangan. dan dia tidak menyadari kalau yang menilai tulisan atau karya jurnalistik kita itu adalah pembaca atau Publik.
D. (BEKERJA MEMBURU UANG DARI PADA BERITA)
Mungkin kita pernah mendengar kata : "Wartawan Amplop, Wartawan Bodrex, Atau Wartawan tanpa Surat Kabar (WTS)". karena dasar pendidikan yang rendah atau mudahnya perusahaan pers merekrut wartawan demi menjual medianya. Ataupun dalam setiap wawancara atau silaturahmi dengan pejabat ujung ujungnya meminta sejumlah uang. Ataupun mendengar ada kasus cepat cepat dikompirmasi dengan ujungnya penyelesaian ditempat,atau biasa disebut delapan enam (86).
E. (RELA SEPERTI LILIN YANG RELA BERKORBAN DEMI MENYUARAKAN KEADILAN DAN KEBENARAN).
Sosok wartawan seperti ini yang selalu didambakan oleh masyarakat, karena disamping profesional melaksanakan tugas bukan (Rupiah) yang dikejar. tapi dia berpikir kepercayaan publik yang harus dikejarnya dan pembacanya selalu menunggu hasil karya jurnalistiknya. Karena sosok wartawan seperti ini susah ditemukan. Mungkin Kalau ada seribu wartawan hanya ada 40% seperti ini. karena dalam mencari berita bukan uang yang diutamakan tapi profesionallisme yang dikedepankan. Wartawan seperti ini tidak menerima suap karena menilai gajinya sudah lebih dari cukup. dan memilih yang halal daripada yang haram.
Penulis Andi Akhmad Yusuf lebih melirik wartawan kategori (E) dan dalam penulisan ini mencoba melawan arus ditengah badai sesama profesi. Penulis menuangkan isi pemikiran dari pada keegoisan atau memuji diri karena Penulis Andi Akhmad Yusuf adalah (Wartawan Gembel=Wartawan Gemar Belajar) sehingga dengan penuh kesadaran sebagai penulis juga punya kelemahan atau kekurangan.
Saya mengajak berpikir positif dan tidak menilai negative dalam penulisan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI