Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Belajar Pengolahan Sampah Mandiri di Krapyak Peduli Sampah

6 Oktober 2025   14:30 Diperbarui: 6 Oktober 2025   13:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Pada tanggal 27 Juni 2025, Krapyak Peduli Sampah (KPS) menerima kunjungan edukatif dari mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan lapangan untuk mempelajari secara langsung sistem pengelolaan sampah mandiri yang telah sukses diterapkan di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta.

Rombongan mahasiswa disambut hangat oleh Andika Muhammad Nuur, selaku Direktur Krapyak Peduli Sampah, bersama tim pengelola. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa diajak menyaksikan secara langsung proses pengolahan sampah dari awal hingga akhir, mulai dari pemilahan di sumber, pengelolaan organik dan nonorganik, hingga pengolahan menjadi produk bermanfaat seperti kompos, pupuk cair, dan biogas.

Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Andika menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di KPS tidak hanya berorientasi pada teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual dan sosial. “Kami selalu menekankan prinsip ‘Sampah Hari Ini Selesai Hari Ini’ sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan rasa syukur atas nikmat bumi yang Allah titipkan,” tutur Andika di hadapan para mahasiswa.

Mahasiswa UAD terlihat antusias selama kunjungan berlangsung. Mereka berkeliling ke area pengolahan, melihat proses daur ulang, serta berdialog dengan tim KPS mengenai tantangan dan strategi dalam membangun sistem pengelolaan yang berkelanjutan di lingkungan pesantren.

Selain aspek teknis, para mahasiswa juga mempelajari bagaimana pengelolaan sampah dapat menciptakan nilai ekonomi dan sosial. Dari sampah organik dihasilkan pupuk yang digunakan kembali untuk tanaman pesantren, sementara dari sampah nonorganik dihasilkan berbagai kerajinan yang bernilai jual.

Kunjungan ini menjadi pengalaman inspiratif bagi mahasiswa UAD untuk memahami bahwa pengelolaan lingkungan yang baik membutuhkan kesadaran hati, disiplin, dan kolaborasi komunitas. Mereka berharap praktik baik yang diterapkan oleh KPS dapat menjadi model pembelajaran dan diterapkan di kampus maupun di masyarakat luas.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, Krapyak Peduli Sampah terus menunjukkan perannya sebagai laboratorium edukasi lingkungan berbasis pesantren, yang tidak hanya fokus pada teknis pengelolaan sampah, tetapi juga menanamkan semangat religius dan tanggung jawab ekologis kepada generasi muda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun