Mohon tunggu...
Andi Saja
Andi Saja Mohon Tunggu... Karyawan biasa

Manusia yang manusiawi

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Makassar? Saya tidak kaget

30 Agustus 2025   12:10 Diperbarui: 30 Agustus 2025   12:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pagi, dikala istri dan anakku menikmati hari libur di rumah dengan berleyeh-leyeh sembari menikmati cemilan hasil buruan malam di toko miniswalayan, aku mengendarai motor warna merah yang sejak beberapa hari lampu utamanya enggan menyala. Kususuri cor-coran jalan yang letaknya tak begitu jauh dari bibir pantai. Satu-dua bengkel yang terlintas belum buka. Namun setelah beberapa menit menyusuri jalanan, akhirnya ku temukan juga bengkel motor yang tidak ada plang nama.

Sederhana, letaknya tepat di pinggir jalan, dan tempatnya kecil. Ketika aku bertandang ada satu motor yang tengah digarap oleh montirnya, tambal ban bagian belakang. Tak berapa lama pasien motor pertama selesai dan giliran motorku untuk naik meja perbaikan.

Ditengah pengerjaan motor, kami terlibat obrolan warung kopi pembahasan pada ranah politik. Dimana saya menganggap obrolan seputar itu terlalu berat apalagi untukku yang orang baru di kota Daeng dan baru pertama bertemu.

Seyogyanya sebagai pendatang baru hal-hal seputar kehidupan masyarakat sekitarlah yang harusnya menjadi bahan obrolan ketika diposisi "daripada bengong" dalam bengkel tersebut. Pekerjaan masyarakat sekitar, kondisi ekonomi atau hal-hal remeh temeh lainnya.

Tapi, pandangan subjektif saja, karena masyarakat Makassar sudah sangat melek politik maka ngobrol diranah itupun, mereka "hayok saja".

Pas saja, jalan depan bengkelnya baru saja selesai pengerjaan peningkatan ruas jalan. Ada ketidaksetujuannya dalam proses pengerjaan tersebut mulai dari kurang lebarnya pengaspalan hingga ia berpikir masih banyak jalan yang dianggap perlu perbaikan ketimbang meningkatkan ruas jalan tersebut.

Obrolan semakin intensif meningkat pada hal yang lebih fundamental dalam tatanan negara.  Perihal polemik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada pemilihan Presiden dan wakil presiden yang lalu, tak luput dari obrolanku dengan montir bengkel ini. Luar biasa pokoknya.

Ia menganggap putusan itu sangat tidak masuk akal. Sebagaimana pandangannya, mengotak-atik peraturan demi pemilihan adalah suatu hal yang sangat tidak dibenarkan. Tapi toh semua sudah terjadi, sebagai rakyat biasa dia hanya berharap pemimpin negeri ini memimpin dengan sebaik-baiknya. 

Tentu obrolan sangat-sangat menarik. Bahkan saking serunya tidak ada jeda atau kehabisan bahan obrolan terkait hal itu. Apalagi pemikiran amatir dari dua pulau yang berbeda. Satu pandangan dari Indonesia bagian Barat (WIB) dan satunya lagi pandangan dari Indonesia bagian Tengah (WITA). Makassar jarang ada jalan berlobang, kalaupun ada tidak butuh waktu lama langsung diperbaiki. WIB? #laughing.

Dan tak terasa motor merahku tidak membutuhkan waktu lama masuk meja perbaikan. Montir yang begitu teliti dan paham kerusakan akhirnya bisa menyelesaikan permasalahan dengan cepat. Sepertinya nanti aku kesana lagi, motor kedua butuh perbaikan sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun