Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mari Kita Ngobrol Santai

4 April 2024   08:11 Diperbarui: 4 April 2024   08:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Daur ulang adalah skenario kemenangan. Kita membantu lautan dan perairan kita membuang sampah buatan manusia. Hal ini membantu mengurangi ruang di tempat pembuangan sampah yang seharusnya dipenuhi oleh sampah kita. Perusahaan-perusahaan yang membuat produk-produk daur ulang membantu memberikan pendapatan tetap bagi para pengangguran dan masyarakat kurang beruntung yang mereka pekerjakan. Kota-kota kita sekarang dapat mengharapkan masa depan iklim yang lebih berkelanjutan.

Izinkan saya berbagi pemikiran pribadi saya tentang daur ulang. Seperti yang saya katakan, kita perlu menjadikannya perbincangan baru di media sosial kita. Selain itu, kita perlu mengembangkan pola pikir daur ulang.

Memiliki pola pikir daur ulang akan membangkitkan kreativitas tanpa akhir dan membutuhkan sikap DIY (Do It Yourself). Bayangkan dunia ini sebagai sebuah pabrik daur ulang raksasa. Seperti yang dikatakan seseorang: "Semua sampah di sekitar kita dan di dalam diri kita ada di sini untuk kita daur ulang secara kreatif menjadi produk yang dapat digunakan." Barang bekas apa yang bisa saya daur ulang hari ini adalah alasan menarik untuk bangun setiap pagi.

Ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk kehidupan pribadi. Hal ini mendorong kita untuk membuang mentalitas sekali pakai dan membuat sesuatu sendiri dibandingkan hanya menjadi konsumen.

Bahkan sekarang, saya selalu mencari cara untuk memanfaatkan barang bekas. Ketika anak perempuan saya perlu membuat diorama mini untuk kelasnya, dia memanfaatkan kotak karton yang telah saya timbun untuk memotong gambar dinosaurus, mengecatnya dengan warna-warna cerah dan meletakkannya di atas karton pipih. Karyanya sangat dipuji oleh gurunya!

Hal ini membuat saya mengatakan bahwa di sekolah, kita harus mendorong siswa untuk merancang dan membuat produk daur ulang menggunakan bahan-bahan yang dikumpulkan di rumah dan sekolah seperti gelas plastik kosong, kaos oblong, mainan bekas, kertas koran, majalah, kertas, kantong plastik dan sebagainya.

Pola pikir upcycling memperluas perspektif spiritual seseorang. Daur ulang adalah cara mempraktikkan rasa hormat terhadap sesuatu. Ini seperti menyelamatkan suatu benda dari kepunahannya dan memberinya kesempatan hidup baru atau kesempatan kedua untuk berguna. Atau seperti yang dikatakan seseorang, jiwa baru.

Misalnya, koran bekas dan tumpukan kertas bekas bisa menjadi media ekspresif untuk karya seni kreatif berbahan kertas seperti paper tole art atau lukisan kolase kertas.

Kursi atau papan setrika daur ulang bisa menjadi bahan percakapan yang mengarah pada pembicaraan lebih dalam tentang alam, seni dan sejarah.

Lebih penting lagi, pola pikir mendaur ulang berfungsi sebagai ajakan berkelanjutan atau pengingat lembut untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali diri Anda sendiri. Lagipula diri Anda yang lama sudah melewati tanggal kadaluwarsanya. Bagaimana Anda menanamkan nilai bermakna pada buku tersebut tanpa sepenuhnya membuang kisah masa lalunya?

Mari kita tinggalkan pertanyaan itu untuk Anda cari tahu sendiri. Pembicaraan ini masih jauh dari selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun