Dalam beberapa bulan terakhir, pernahkah kamu menonton film di bioskop namun merasa bosan hingga timbul keinginan untuk membuka TikTok? Atau kamu pernah merasa sangat bersemangat untuk membaca buku baru, tetapi baru beberapa halaman kamu sudah merasa malas dan malah memilih menonton Reels? Kalau pernah, kemungkinan besar ada masalah dengan otak kamu yang berkaitan dengan attention span.
Apa itu attention span? Â
  Â
       Attention span (rentang perhatian) adalah kemampuan seseorang untuk tetap fokus pada kegiatan yang sedang ia lakukan. Hal-hal seperti menonton film berdurasi panjang, membaca buku, dan mengerjakan tugas memakan waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan attention span yang baik. Orang-orang dengan attention span yang buruk akan mudah terdistraksi dan kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang memakan waktu panjang.      Â
      Sayangnya, media sosial membawa pengaruh buruk bagi attention span kita. Berdasarkan data dari Golden Steps ABA, sejak media sosial pertama diluncurkan sekitar 20 tahun yang lalu, rata-rata attention span manusia berkurang sepertiganya dari 12 detik menjadi 8 detik. Keadaan ini diperparah dengan munculnya aplikasi short-form videos (video berdurasi pendek) seperti TikTok, Instagram Reels, dan Youtube Shorts.      Â
Bagaimana tepatnya short-form videos mempengaruhi attention span?
       Short-form videos memiliki visual yang sengaja dirancang untuk menarik perhatian penonton. Saat menonton video berdurasi pendek, seperti di TikTok, kita cenderung tidak puas hanya dengan satu video. Kecenderungan ini semakin diperkuat oleh fitur personalization yang menampilkan konten sesuai dengan minat kita. Sebuah studi bahkan mengungkapkan bahwa menonton personalized videos (rentetan video yang disesuaikan dengan data pengguna) dapat memengaruhi bagian otak yang terkait dengan rasa kecanduan. Akibatnya, sadar maupun tidak, kita terus menggeser layar ke bawah untuk menonton video berikutnya hingga lupa waktu.
Ketika seseorang menonton video berdurasi pendek secara terus menerus, ia akan merasakan rangsangan dopamin instan bertubi-tubi. Dopamin sendiri adalah hormon yang mengatur suasana hati seseorang, terutama saat bahagia. Karena mendapat rangsangan dopamin terus-menerus, otak lama-kelamaan akan terbiasa dengan hal ini.
      Di sini, sebuah masalah pun muncul. Otak yang terbiasa mengonsumsi konten-konten singkat akan kesulitan apabila dihadapkan dengan kegiatan-kegiatan yang cenderung lebih lambat dan memerlukan konsentrasi, seperti membaca, belajar, bahkan sekedar mengobrol dengan orang lain. Kondisi ini disebut short attention span.       Â
Bahaya short attention span
      Kondisi short attention span memiliki beberapa pengaruh buruk seperti,
- Sulit berkonsentrasi  Â
Orang dengan short attention span cenderung sulit berkonsentrasi pada satu kegiatan, terutama kegiatan yang membutuhkan fokus seperti belajar dan membaca. Mereka akan cepat merasa bosan dan mudah terdistraksi saat mengerjakan sesuatu yang tidak memberikan kebahagiaan secara instan. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan akademik mereka, terutama bagi anak-anak. - Mudah merasa cemas
Kebiasaan menonton short-term videos juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Otak mereka yang terbiasa mendapat suntikan kebahagiaan bertubi-tubi akan merasa kosong dan hampa saat tidak memperolehnya. Mereka tidak dapat menahan hasrat untuk terus mengecek aplikasi TikTok, Reels, Shorts, dan sebagainya. Akan muncul perasaan cemas apabila mereka tidak membuka aplikasi ini walau sebentar saja. Perasaan cemas ini juga dapat disebabkan oleh fenomena FOMO (fear of missing out), yaitu rasa takut akan ketinggalan, seperti tertinggal dari sebuah tren yang sedang ramai di media sosial atau tertinggal dari topik yang sedang panas di internet.    - Sulit mencerna informasi    Â
Orang dengan short attention span cenderung sulit mencari dan menerima informasi dari buku, artikel, atau video panjang. Hal ini dikarenakan otak mereka sudah terbiasa menerima Informasi secara singkat dan ringkas tanpa perlu menghabiskan banyak waktu. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan untuk mencerna informasi dalam skala besar.
Bagaimana cara memulihkan attention span?
   Jika kamu merasakan hal-hal di atas, jangan panik. Short attention span memang memiliki banyak dampak buruk, tetapi hal ini dapat diperbaiki. Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk memulihkan attention span adalah:
- Mengatur batas penggunaan sosial media
Kamu bisa coba memulai dengan membatasi penggunaan aplikasi short-term videos agar tidak memperparah short attention span. Sebagian besar aplikasi seperti TikTok dan Instagram sudah memiliki fitur untuk membatasi penggunaannya. Semakin jarang kita menonton video pendek, kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain. - Menyeleksi konten yang dikonsumsi  Â
Aplikasi seperti TikTok tidak hanya menyediakan konten hiburan. Aplikasi-aplikasi ini juga menjadi wadah bagi beberapa kreator untuk berbagi ilmu mereka. Kamu bisa mencoba menonton lebih banyak konten edukatif seperti kisah sejarah, resep, dan banyak lainnya. Konten-konten seperti ini umumnya memiliki durasi yang lebih panjang sehingga dapat memperbaiki attention span. - Mencoba kegiatan baru
Daripada terus-menerus menonton video-video pendek, cobalah gunakan waktu luangmu dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Kamu bisa mencoba olahraga baru seperti lari, bulu tangkis, atau bersepeda. Kamu juga bisa mencoba kegiatan lain seperti membaca buku, menonton film berdurasi panjang, berjalan-jalan, dan banyak lainnya.
Menonton video pendek memang tampak seperti hal sederhana yang membuat kita merasa bahagia. Namun, perlu diingat bahwa apapun yang berlebihan tidak baik. Menonton video-video ini terlalu banyak dapat mempengaruhi konsentrasi, kesehatan mental, bahkan kondisi fisikmu. Oleh karena itu, gunakan aplikasi-aplikasi ini dengan bijak agar tidak membahayakan diri sendiri. Â Â Â
Referensi:
Asqiyah, S. L. (2024, November 29). Gara-Gara TikTok, benarkah attention span kita semakin menurun? Diakses pada tanggal 20 September 2025, dari https://kumparan.com/sulis-laelatul-asqiyah/gara-gara-tiktok-benarkah-attention-span-kita-semakin-menurun-2409ZCVJixY/full