Mohon tunggu...
Andi Mujahidin
Andi Mujahidin Mohon Tunggu... -

Dinamika perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin cepat saat ini telah mengakibatkan pula terjadinya perubahan terhadap pola pikir dan pola tindak manusia dari berbagai sudut pandang. http://www.andimujahidin.net/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Internet Protocol (IP) : IPv4 versus IPv6

14 Juli 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:34 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.andimujahidin.net

Semakin hari perkembangan internet semakin menakjubkan, tiap hari kita disuguhkan oleh berbagai macam informasi, baik secara tertulis maupun secara visual, baik yang bermanfaat maupun yang membawa mudharat. tinggal kita yang memilih dan memilah informasi apa yang kita butuhkan. Disamping itu dengan internet kita bisa melakukan berbagai macam hal mulai dari berkirim email, browsing, surfing, chatting, fesbukan, pokoknya banyak deh.

Posting kali ini, kita akan membahas Internet Protocol (IP), yaitu salah satu lapisan internet referensi model DoD (setaraf dengan OSI model) yang berfungsi memberikan alamat atau identitas logika sehingga  kita bisa berinternet ria.

Disamping Internet Protocol (IP), protocol-protocol lain yang berfungsi pada lapisan ini adalah :


  • ARP (Address Resolution Protocol)
  • RARP (Reverse Address Resolution Protocol)
  • BOOTP (Bootstrap Protocol)
  • DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
  • ICMP (Internet Control Massage Protocol)

IP ini memberikan alamat atau identitas logika pada peralatan di jaringan komputer, dengan menggunakan notasi angka berjumlah 32 bit. IP address dikatakan alamat logika karena dibuat oleh perangkat lunak dan secara dinamis dapat berubah jika peralatan kita pindah ke jaringan lain. Jadi ada perbedaan dengan Mac Address yang diberikan secara permanent oleh vendor pembuatnya pada saat peralatan atau hardware tersebut dibuat.

IP memiliki tiga fungsi utama :

1.   Servis yang tidak bergaransi (connectionless oriented)

2.   Pemecahan (Fragmentation) dan penyatuan paket.

3.   Fungsi routing (meneruskan paket).

Saat ini yang banyak dipakai adalah IPv4 (IP version 4) yang tidak banyak mengalami perubahan sejak RFC 791 dipublikasikan pada tahun 1991. IPv4 telah terbukti tangguh, mudah di implementasikan dan berperan dalam membesarkan internetwork yang kecil menjadi internet yang global seperti sekarang ini.

Sayangnya, dalam desain awalnya ada beberapa hal yang tidak diantisipasi dan kini justru menjadi kelemahannya, yaitu :


  1. Pertumbuhan internet yang sangat cepat yang mengakibatkan hampir habisnya alamat IPv4.
  2. Router yang menangani backbone internet kini harus menangani routing tables yang sangat besarakibat pertumbuhan internet yang sangat cepat.
  3. Kebutuhan untuk konfigurasi yang lebih mudah.
  4. Security pada IP level.
  5. Support yang lebih baik untuk pengiriman data yang secara real-time.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, Internet Engineering Task Force (IETF) membangun sebuah protocol dan standar yang disebut sebagai IP-The Next Generation (IPng). IPng inilah yang dikenal sebagai IPv6 (IP version 6). IPv6 sengaja dirancang untuk meminimalkan dampak terhadap protocol layer dibawah dan diatasnya dengan menghindari penambahan fitur baru secara acak.

Space IPv6 dan syntaxnya

Perbedaan yang paling jelas dan sangat mendasar antara IPv4 dan IPv6 adalah jumlah pengalamatannya yang jauh lebih besar. IPv4 terdiri dari 32 bit, sedangkan IPv6 terdiri dari 128 bit. 32 bit dapat digunakan untuk mengalamatkan 232 (4.294.967.296) alamat, sedangkan 128 bit  dapat digunakan untuk memberikan alamat sebesar 2128 (340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456)

Alamat pada IPv4 direpresentasikan dalam format decimal bertitik. Dari 32 bit yang ada, dilakukan pemotongan menjadi 4 blok sama besar, masing-masing terdiri dari 8 bit dan dipisahkan oleh titik (.).

Contoh IPv4 :

Binernya :

11000000101010000000000100000001

Setelah dibagi 4 blok yang sama besar menjadi :

11000000. 10101000. 00000001. 00000001

Desimalnya :

192.168.1.1

Alamat pada IPv6 direpresentasikan dalam format heksa decimal bertitik. Dari 128 bit yang ada, dilakukan pemotongan menjadi 8 blok sama besar, masing-masing terdiri dari 16 bit dan dipisahkan oleh titik dua (:).

Binernya :

0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011

0000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010

Setelah dibagi 8 menjadi :

0010000111011010 : 0000000011010011 : 0000000000000000 : 0010111100111011

0000001010101010 : 0000000011111111 : 1111111000101000 : 1001110001011010

Heksa Desimalnya :

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Alamat  pada IPv6 dapat disederhanakan dengan menghilangkanangka 0 yang berada didepan. Walaupun demikian, setiap blok harus memiliki minimal 1 digit. Setelah disederhanakan, maka alamat IPv6 tersebut diatas akan menjadi :

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Disamping itu, alamat IPv6 dapat disederhanakan dengan melakukan ZERO COMPRESSION, yaitu suatu metode menghilangkan 0 jika terdapat deretan 0 yang panjang per 16 bit (catatan penting: harus berderet dabn harus per 16 bit). Deretan 0 yang panjang ini kemudian diganti dengan symbol “::”.

Contoh :

1. FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 menjadi  FE80:: 2AA:FF:FE9A:4CA2

2. FF02:0:0:0:0:0:0:2  menjadi  FF02::2

3. FF02:30:0:0:0:0:0:5  menjadi  FF02:30::5

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun