[caption id="attachment_253552" align="aligncenter" width="504" caption="Film Lone Ranger edisi 2013 (waltdisney.com)"][/caption] Penasaran, mumpung belum masuk bulan Ramadhan, sempat-sempatin weekend 7 Juli 2013 kemarin nonton salah satu film Box Office Hollywood pekan ini, The Lone Ranger. Film koboi bertopeng ala Zorro, yang pernah menghiasi televisi-televisi dunia dari tahun 60-an hingga awal 80-an, termasuk di TVRI, sempat menjadi tontonan saya masa kecil juga. Bedanya dengan Zorro, sang koboi Mexico, maka Lone Ranger dikisahkan awalnya adalah seorang pengacara muda lulusan sekolah hukum New York, bernama John W. Reid (diperankan Armie Hammer) yang beralih menjadi penegak hukum secara "terpaksa" oleh karena takdir atau nasib. Bahkan dikisahkan pada awal-awal film, betapa sang pengacara muda, amat pantang menembakkan sebutir peluru pun dari pistol, dengan alasan keadilan di daerah Wild West yang liar, yang selalu ditentukan dengan adegan "dar der dor" harus segera diakhiri. John Reid percaya, menyelesaikan kasus hukum adalah dengan membawa para pelaku kriminal ke hadapan meja hakim di pengadilan, bukan diadili di jalanan melalui adegan ala "Django". Tentunya filosofi ini dianggap anomali, bagi sebagian besar masyarakat di daerah barat AS pada sekitar tahun 1860-70 an tersebut, dimana jalur rel kereta api yang menghubungkan dengan daerah Timur yang lebih beradab saja, baru mulai dibangun. Sebagai seorang pemuda "didikan wilayah Timur" yang secara geografis lebih dekat ke Eropa, maka John percaya bahwa menegakkan hukum harus selalu dengan kesantunan, dan penampilan yang necis ala aristokrat Inggris. Bahkan John amat memuja buku karangan sosiolog John Locke, yang dianggapnya sebagai kitab suci nya, mengalahkan bibble. Namun semua kepercayaan itu musnah, begitu ia menyaksikan kekejaman para kriminil wilayah Barat, yang menjagal kakak kandung John di depan matanya, secara kejam, dan kanibal. Ia tak menyangka, bahwa di era abad 19 ini masih ada orang kulit putih yang memakan daging musuhnya sendiri ala suku Indian. Nah, berbicara soal orang Indian, maka "bumbu penyedap" film ini, yang bahkan menurut saya justru daya tarik utama film ini adalah rekan seperjuangan John Reid, seorang Indian Commanche bernama Tonto (diperankan oleh Johnny Depp) yang berkelana seorang diri di tengah gurun pasir Texas, akibat suku nya punah dibantai oleh ketamakan orang-prang kulit putih. Ironis memang nasib kedua koboi malang ini. Yang satu kehilangan satu-satu nya saudara kandung nya yang tersisa akibat kekejaman Wild West. Yang satu malah kehilangan keluarga sanak saudara tetangga satu kampung, punah semua akibat kekejaman Wild West. Tetapi oleh sutradara Gore Verbinski, kisah satire kedua koboi ini tidak lantas membuat kita meneteskan air mata. Justru, penonton akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh kekonyolan-kekonyolan, dan aksi-aksi kocak ala Jack Sparrow si nakhoda licik dan tolol dalam film Pirates of Carribean yang juga diperankan oleh Johnny Depp. Tonto dan kuda putih yang dinamakan Silver (penonton akan tahu kenapa bukan dinamakan White, jika menonton filmnya), adalah dua sosok yang membuat film ini jadi terasa punya "greget". Sang pemuda Indian dan kuda ini, seringkali saling membantu, namun tak jarang juga saling bertentangan, yang membuat penonton akan dibuat tertawa lucu menyaksikan adegan antara manusia vs kuda dalam film ini. [caption id="attachment_253554" align="aligncenter" width="300" caption="Kuda SILVER dan TONTO sedang berdebat dalam Lone Ranger 2013 (waltdisney.com)"]
[/caption] Tonto dalam film ini bukanlah si Indian kaku yang selalu serius. Depp merubahnya menjadi seorang Indian yang terkadang terkesan
blo'on, namun ternyata banyak akalnya, dan berkali-kali membuat penonton terpingkal-pingkal oleh kejutan-kejutan kocak nya dalam film ini. Dan konon, salah satu alasan memilih Depp sebagai sang Indian, adalah karena memang sang aktor memiliki darah Commanche juga dalam dirinya, yang memang berwajah agak Asia tersebut. Kehadiran
William Fichtner sebagai musuh utama, yang bermuka bengis dan selalu memerankan tokoh-tokoh antagonis dalam film-film Hollywood sebelumnya, penampilan
Tom Wilkinson sebagai Latham Cole sang pegawai Dinas Perkeretaapian, kecantikan
Ruth Wilson sebagai Rebecca, mantan kekasih John Reid, sekaligus kakak iparnya, dan pasangan main Depp dalam Edward Scissorhand's yaitu
Helena Bonham Carter sebagai sosok
mami rumah bordil yang berkaki palsu, tidaklah memberikan efek
greget pada film ini. Bahkan tokoh Dan Reid, kakak kandung John yang adalah seorang
sherriff atau
Texas Ranger, diperankan dengan sangat
koboi, oleh James Badge Dale (pemeran manusia bom Savin dalam Iron Man 3). Saya terus terang senang dengan penampilan Dale sebagai Danny Reid di film ini. Mengingatkan pada aktor film koboi era Clint Eastwood dulu, Lee Marvin atau Yul Brynner. Namun boleh dibilang film ini mungkin akan sulit menembus
box office, jika tidak ada Depp di dalamnya. Seperti halnya ketika memerankan Jack Sparrow, Johnny Depp menampilkan karakter tokohnya secara versinya sendiri. Yaitu kocak, konyol, namun cerdik, licik dan banyak akal. Khas Johnny Depp. Hanya entah disengaja atau tidak, aksen ala pemabuk yang akrab dengan sosok Jack Sparrow, ternyata terbawa menjadi aksen dan logat bicaranya Tonto si Indian, yang di film-film Lone Ranger terdahulu justru terbata-bata bahasa Inggris nya. Bukan itu saja, Depp juga mampu memerankan secara baik, tokoh Tonto dari muda, hingga ia berusia lanjut di awal abad 20, berubah menjadi seorang kakek tua Indian, pekerja sirkus, yang kerput dan renta. Jangan berharap kepuasan menonton film superhero
remade seperti halnya ketika kita menonton Incredible Hulk nya Ang Lee, Spiderman nya Sam Raimi, Batman nya Chris Nolan, Superman (Man Of Steel) nya Zach Snyder, atau Mask of Zorro nya Martin Campbell. Pada film-film tersebut diatas memang terjadi pendefinisian ulang sejarah asal-usul sang tokoh, yang dibuat lebih masuk akal, dan "manusiawi". Pada film Lone Ranger,
dilalah, tanpa pernah diceritakan bagaimana, tiba-tiba sosok John Reid yang kalem, necis, anti menggunakan senjata api......sekonyong-konyong dapat berubah sekejap menjadi seorang pahlawan bertopeng yang mahir menggunakan pistol, berkuda, dan memainkan tali laso. Untuk menghibur hati, film ini bolehlah dijadikan sarana pelepas rasa jenuh. Namun jika Anda menginginkan film
superhero berkelas Oscar, jangan berharap banyak dari film ini. Satu hal menarik dari sutradara Gore Verbinski adalah ia tetap mempertahankan
opening theme song Lone Ranger yang telah melegenda sejak tahun 60-an itu. Berbeda dengan film-film
remake superhero di atas. Panggilan kesayangan Tonto kepada sang Ranger: "
Kemo-sabe", juga teriakan khas sang Ranger sambil mengangkat kuda nya tinggi-tingi, yaitu "
Hi-Ho Silver ! Awaaay...!". Ending film ini ketika walikota meminta sang pahlawan bertopeng melepas topeng nya untuk menerima penghargaan, namun ditolak oleh sang Lone Ranger, dengan jawaban " Belum saatnya". Seolah memberi sinyal adanya kemungkinan dari sekuel film ini. Kita tunggu saja, ini bukan film yang terlalu bagus memang, namun tetap menarik dan layak untuk ditonton, terutama saat bersama anak-anak. Biar bagaimanapun, produser nya adalah Jerry Bruckheimer yang terkenal tak pernah mengecewakan penonton dalam film-film buatannya. Selamat menonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Lyfe Selengkapnya