Mohon tunggu...
Andereas Pandu
Andereas Pandu Mohon Tunggu... Keseharian berkecimpung dalam kegiatan aktivitas berkesenia dan desai interior.

Berminat dalam diskusi seni, desain, budaya, sosial, lingkungan hidup, filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Batik Kayu Berjuta Asa di Rumah Batik Putat

28 Desember 2022   05:20 Diperbarui: 28 Desember 2022   05:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Putat Jaya tidak dapat dipisahkan sebagai tempat eks lokalisasi Dolly yang terbesar di Asia Tenggara. Lebih 4000 PSK di bawah umur, germo, dan ahli pijat, 800 wisma, kafe dangdut, dan panti pijat plus-plus. Dolly menjadi tumpuan perekonomian dan tumpuan kehidupan bagi banyak warga, dari simbiosis mutualisme bisnis prostitusi. 

Pemerintah Kota Surabaya pada 18 Juni 2014, secara resmi menutup lokalisasi Dolly. Penutupan lokalisasi Dolly kemudian menjadi pro dan kontra di masyarakat sekitar kawasan tersebut. Penutupan Dolly memberikan dampak penurunan yang sangat signifikan bagi perekonomian warga di sekitar kawasan tersebut. 

Salah satu upaya Pemkot Surabaya adalah membuat kawasan di gang IIIB Putat Jaya sebagai penghasil kain batik di Rumah Batik Putat dengan motif khas Surabaya. Keberadaan  Rumah batik Putat Jaya menjadi fasilitas bagi warga sekitar kawasan ekslokalisasi Dolly untuk meningkatkan ketrampilan dibidang seni membatik. 

Melalui  Rumah Batik inilah terbentuk kelompok-kelompok pembatik yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Sejak awal didirikannya pada tahun 2016 hingga saat ini, rumah batik Putat Jaya masih aktif berkegiatan. Bahkan kini dapat dikatakan sebagai pusat pengembangan dan eksplorasi motif batik khas Surabaya yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya.

Universitas Kristen Petra bersama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui Program Insentif Pengabdian Masyarakat yang Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi PTS Tahun 2022, menggagas sebuah kegiatan pengabdian dengan mitra Rumah Batik Putat. Melalui skema Program Kemandirian  Masyarakat kegiatan dilakukan untuk meningkatkan keahlian seni membatik pada media selain kain.

Pelatihan Aplikasi Batik pada Kayu menjadi pilihan yang tepat bagai masyarakat pengrajin di Rumah Batik Putat. Kondisi ini memungkinkan akan adanya pengembangan-pengembangan baru dari sisi motif, media dan ekperimen yang dihasilkan akan memberikan peluang-peluang bagi pengembangan batik di Rumah Batik Putat sebagai barometer batik Surabaya. Situasi wilayah di Rumah Batik Putat sangat dinamis dan memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan batik di Surabaya. 

Posisi yang menempati eks lokalisasi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Potensi pengrajin untuk diberikan pelatihan sehingga mereka dapat meningkatkan keahlian dan pengetahuan tentang metode batik juga perlu ditingkatkan. Oleh karena situasi ini, sangat memungkinkan sebagai mitra yang dapat menjalin bekerjasama dengan Universitas Kristen Petra sehingga ada nilai strategis berkaitan dengan kondisi sosial yang dimiliki. Melalui kerjasama dalam bentuk pelatihan batik kayu akan membangun inovasi baru sebagai pusat batik kayu di Surabaya.

Tujuan dari adanya program kegiatan yang dilaksanakan pada Abdimas ini adalah, melakukan diskusi/sharing untuk menemukan inti permasalahan tentang batik konvensional yang dikembangkan di Rumah Batik Putat. Melalui kegiatan pelatihan pengetahuan dan pengembangan desain baik kayu pada komunitas Rumah Batik Putat dapat berkembang. 

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan komunitas masyarakat dan komunitas pengrajin Rumah Batik Putat dilakukan untuk menemukan alternatif bentuk dan fungsi batik kayu yang artistik untuk membuat batik Putat memiliki ciri khas unggulan. Apabila keunggulan dapat diperoleh maka akan ada ketersediaan  produk serta inovasi produk batik kayu.

Sasaran dari kegiatan yang dilaksanakan pada Abdimas ini adalah, komunitas masyarakat pengrajin batik kain konvensional di Rumah Batik Putat yang terbiasa dengan membuat batik konvensional untuk membuat alternatif material dan media baru di atas kayu. Sasaran selanjutnya adalah melalui pelatihan ini, pengetahuan dan pengembangan desain baik kayu untuk semua masyarakat Surabaya yang tergabung dalam Rumah Batik Putat dapat dicapai secara sinergis. 

Kebutuhan akan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan warga pengrajin di dalam komunitas Rumah Batik dan komunitas masyarakat Surabaya secara umum untuk menemukan alternatif bentuk dan fungsi batik kayu yang artistik serta menemukan  ciri  khas Batik Putat dari sisi motif dan mengembangkan Batik Putat dari sisi teknik, sangat perlu dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun