Mohon tunggu...
andari wardani
andari wardani Mohon Tunggu... Koki - swasta

suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makadamia, Kacang Supermahal di Lereng Ijen

18 Desember 2019   20:01 Diperbarui: 18 Desember 2019   20:19 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MadingMitraKerinci --https://www.pinterest.com/jimirichards

Sering kita jumpai coklat dengan isian kacang kacang almond atau mede. Beberapa merek, tidak menggunakan isian dua  kacang tersebut tapi menggunakan kacang Makadamia. Di Indonesia kacang ini berasal dari Australia Timur dan dibudidayakan di lereng pegunungan Ijen. Konon, Makadamia adalah kacang termahal di dunia.

*

Nama popnya Makadamia dari family Proteaceae genus Macadamia F. Muell. Diambil dari nama John Macadam, ahli kimia Australia keturunan Scotlandia yang merupakan ahli kesehatan dan politikus. Nama kacang ini mungkin masih asing di telinga kita, tapi kacang supermahal ini bisa kita temukan di lereng pengunungan Ijen, Jawa Timur.

Sejatinya, tanaman subtropik ini punya delapan species, tujuh di benua Australia (New South Wales dan Queensland) yakni Macadamia integrifolia, Macadamia tetraphylla, Macadamia ternifolia, Macadamia whelanii, Macadamia jansenii, Macadamia grandis, Macadamia claudensii. Satu di Sulawesi, yaitu  Macadamia hildebrandii. Dari semua species ini hanya dua  macadamia yang bisa dikonsumsi yaitu Macadamia integrifolia dan Macadamia tetraphylla.

Makadamia sering dikaitkan dengan Hawaii karena kacang ini juga tumbuh subur dan olahannya menjadi sisi penting dari negara bagian Amerika Serikat (AS) ini. Minyak kacang Makadamia di Hawaii sangat terkenal karena dianggap lebih baik dari minyak zaitun. 

Selain itu, dia bisa menjadi bahan pembuat kue, campuran es krim dan campuran coklat batang. Olahan Makadamia juga sering ditemukan sebagai cemilan di pesawat. Kacang ini juga dipakai untuk bahan kosmetik.

Kacang ini dilindungi kulit yang keras dan agak besar (sebesar bola pingpong). Ukurannya memang jauh lebih besar dari kacang lainnya, yaitu sekitar 20 mm atau 2 sentimeter. Karena itu sering disebut kacang raksasa. Berwarna putih agak krem, sangat gurih mendekati manis, dan dikenal sebagai kacang terenak sedunia.  

Tumbuh sangat baik di ketinggian minimal 800 mdpl, dengan kelembaban cukup meski tak butuh curah hujan yang tinggi. Berdaun panjang (10 cm). Menurut Tirtoboma, periset di Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor, kacang Makadamia bisa dipanen mulai umur enam tahun. 

Pada saat itu biasanya tinggi pohon Makadamia sudah mencapai lima meter. Seiring dengan usia pohon, Makadamia bisa mencapai tinggi 22 sampai  30 meter. Pohon ini  berhenti berbuah pada umur 30-50 tahun.

Masa panen biasanya pada bulan April dan September, ditandai dengan buah yang berwarna hijau tua, kulitnya pecah dan jatuh ke tanah. Memanennya dengan mengambil kacang yang paling bawah dengan alat bambu terlebih dulu, sedangkan kacang yang berada di dahan lebih atas, diambil dengan cara memanjat dan menjatuhkannya ke tanah.

Setelah ditimbang, kacang itu dikupas kulitnya dengan menggunakan mesin mengupas lalu dikeringkan dibawah sinar matahari selama 7-14 hari. Jika sudah kering, petugas akan menyortir berdasarkan diameter minimal 2 cm. Biasanya, disortasi juga kacang yang utuh dan yang pecah karena proses panen dan pengeringan.

Punya Nilai Keekonomian Tinggi

Satu pohon Makadamia yang berumur 10 tahun, rata-rata bisa menghasilkan 25 kg kacang kering. Jika belum diolah, harganya 220 ribu/kg dan jika sudah diolah bisa mencapai 450 -- 650 ribu/kg.  Di Australia, harga kacang ini sekitar 30-US $.  Tentu saja harga kacang utuh dan berupa pecahan kacang, berbeda.

Di Indonesia komoditi ini masuk pada tahun 1971 dan mulai dikembangkan sejak tahun 1991 oleh PTPN XII (BUMN) di Kebun Kalisat Jampit yang terletak di lereng pegunungan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. 

Kebun yang juga menanam Kopi Arabika Ijen yang terkenal itu punya lahan Makadamia pada ketinggian 1000 mdpl.  Kini mereka sudah punya 16 ribu pohon Makadamia di kebun seluas 120 hektar.

Jika kita punya kesempatan berkunjung ke Kawah Ijen dan mampir kebun Jampit, kita bisa melihat buah Makadamia sebesar bola pingpong bergelayut di pohon sepanjang jalan sebagai peneduh. 

Karena harganya yang mahal, penduduk sekitar kebun juga menanam dan menikmati keuntungan karena harganya yang tinggi. Kadang mereka mengolahnya berupa ting-ting coklat dan dikirim ke beberapa kota besar seperti Surabaya dan Bali.

Produsen terbesar dunia untuk Makadamia adalah Australia dan Afrika Selatan. Tapi juga banyak tumbuh di Hawaii, California dan Florida (AS), Guatemala, Brasil, Kosta Rika, Malawi, Zimbabwe dan Kenya.

Meski Australia merupakan produsen Makadamia terbesar di dunia,  tapi sejak tahun 2005 Makadamia asal Indonesia sudah diekspor ke Perancis, Belanda dan Jerman meski dalam jumlah kecil. 

Pada tahun itu Indonesia tercatat mengekspor 13 ton kacang Makadamia. Sekarang, permintaan pasar lokal dan regional semakin tinggi, ditandai negara-negara seperti India, Taiwan dan China selalu membutuhkan kacang ini.  

Kebun Jampit memang lahan terluas untuk tanaman ini dengan sifat komersial. Ke depan pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) mulai mengembangkan tanaman Makadamia di Daerah Aliran Sungai(DAS) sebagai penguat lereng sungai sekaligus memberi manfaat ekonomi yang tinggi untuk penduduk sekitar.

Kini masyarakat juga dilibatkan dalam penanaman Makadamia di DAS Oro-oro Ombo di Batu Jawa Timur. Juga di DAS Asahan Barumun, DAS Wampu Sei Ular, Sumatera Utara, DAS Agam Kuantan Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun