Mohon tunggu...
Anazkia
Anazkia Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Fansnya Anuar Zain, suka baca buku, suka baking, acap berkicau pendek di Twitter @anazkia dan kadang di anazkia.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Blogger Hibah Sejuta Buku Fase Keempat [Aceh]

5 Juni 2012   01:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13388594101507009021

Alhamdulillahirobbil’alamin

Setelah melewati beberapa fase, pertama, kedua dan ketiga, kali ini Blogger Hibah Sejuta Buku sampai juga ke fase keempat. Seperti sudah diketahui sebelum-sebelumnya bahwa pada fase pertama (2009) BHSB menuju sebuah tempat kepulauan Meranti-Riau, kemudian lanjut kepada fase kedua yang mengambil tujuan di Papua (oktober-desember 2011) Lantas lanjut ke fase ketiga, di mana kita kembali menuju sebuah sekolah terpencil di kedalaman Manusela (februari-april 2012) Maka pada fase keempat ini kita akan kembali menuju sebuah tempat, yaitu di Aceh. Yah, di Aceh dengan beberapa sekolah yang akan kami tuju.

MTs Dayah Nurul Iman

Melalui akte notaris nomor: 07/2006, Dayah Nurul Iman resmi berdiri dan mempunyai kekuatan hukum, hari itu Ahad tanggal 16 november 2005 di sebuah kampung kecil Cot Aneuk Batee, kecamatan Peusangan Siblah Krueng berdirilah sebuah tempat pendidikan tradisional di atas tanah yang lebih kurang 1 hektar.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Dapur umum"][/caption] Awalnya di lahan yang luas sekitar 1 hektar itu, hanya ada beberapa balee Dayah yang berukuran sekitar 24 meter persegi. Lambat laun, balee yang ada semakin diperbanyak dari satu sampai 4 bale yang ada saat ini. Tidak jauh dari balee pengajian Dayah, terlihat jelas pondasi dari beton yang masih melekat kuat besi-besi penguatnya terbiarkan begitu saja. Saat kami bertanya, ”Ada apa dengan pondasi itu?”, tidak lain dan bukan pak ketua menyebut dengan nada miris, ”kami terkendala dengan dana, dan hanya pondasi itu yang bisa terselesaikan”.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Asrama santriwan Dayah Nurul Iman"][/caption]

Lagi-lagi, dana yang membuat terbengkala untuk membangun sebuah tempat yang sarat dengan pendidikan itu. Tidak banyak santri yang ada di Dayah ini, hanya 34 orang. Ada 3 kamar yang dijadikan asrama untuk santri laki-laki, dengan keadaan sangat sederhana. Terbuat dari kulit-kulit bambu yang sudah lusuh jadi saksi bisu kehadiran mereka. Sedangkan untuk para santri wanitanya masih belum tersedia, banyak dari mereka adalah warga kampung setempat.

[caption id="" align="aligncenter" width="373" caption="Rak buku yang belum terisi"][/caption]

Jika melihat rentan umur santri yang menuntut ilmu di Dayah Nurul Iman ini berkisar dari 12 tahun sampai 15 tahun. Tentunya dengan berbagai kondisi dan latar belakang keluarganya. Sedangkan jumlah guru/pengajar yang ada memang terbilang cukup memadai sebanyak 18 orang laki-laki dan perempuan.

Jika mengandalkan kemampuan masyarakat setempat, rata-rata mata pencaharian mereka adalah tani atau bisa dibilang termasuk dalam keluarga miskin yang dihitung-hitung mencapai 95%. Namun, semangat Azhari dan kawan-kawan untuk terus menghidupkan Dayah ini tidak berhenti begitu saja, walaupun kekurangan di satu sisi, mereka harus rela mencari bantuan kemana-mana.

Pihak pengurus Yayasan sangat berharap Madrasah tersebut akan terus berjalan dan menerima santri-santri dari keluarga yang tidak mampu. Dengan segala upaya dan usaha mereka mencari dukungan dari para dermawan yang tersentuh hatinya untuk membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun