Mohon tunggu...
Anastasya Salma A
Anastasya Salma A Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Hyy! Nama aku Anastasya Salma Al Ghaida (bisa dipanggil Salma). Aku suka banget sama seni—nulis novel, puisi, musik dan bikin podcast adalah cara aku buat ungkapin apa yang aku rasain. Dunia akting juga salah satu tempat favoritku, apalagi kalo soal ikut lomba/ pertunjukan monolog dan film pendek. Lewat seni, aku jadi tertarik ngeliat realita dari sudut pandang yang berbeda. Walaupun aku ngga terlalu sering nulis soal isu sosial atau politik, aku seneng belajar hal - hal baru yang bisa buka cara pandang aku. Buatku, menulis itu bukan cuma ekspresi, tapi juga cara buat mikir dan ngobrol sama dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menggugat Dominasi Dolar: QRIS, Bitcoin, dan Sistem Moneter Global

2 Mei 2025   11:20 Diperbarui: 2 Mei 2025   11:20 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebaliknya, dolar AS dianggap sebagai "hard currency", yang stabil dan dipercaya secara luas. Inilah mengapa hampir semua transaksi ekspor-impor, bahkan utang luar negeri, dihitung dalam dolar. Ketika dolar menguat, beban ekonomi negara-negara yang memiliki utang valas membengkak.

Upaya menggeser dominasi dolar bukan perkara mudah. Namun, kolaborasi regional dan inovasi teknologi (seperti digital payment interoperability) bisa menjadi awal dari sistem moneter global yang lebih seimbang.

Emansipasi Moneter: Mungkinkah?

Seperti yang pernah dikemukakan oleh beberapa ekonom progresif, termasuk dalam tradisi pemikiran Marxis, sistem keuangan global tidak netral. Ia sarat dengan relasi kuasa. Negara-negara berkembang harus tunduk pada mekanisme global yang dikuasai oleh segelintir institusi dan mata uang dominan.

Inisiatif seperti QRIS dan LCS bisa dibaca sebagai bentuk "emansipasi moneter", usaha negara untuk merebut kembali kendali atas kebijakan uangnya. Namun, jalan ini panjang dan penuh tantangan, baik dari dalam (resistensi sistem domestik) maupun dari luar (tekanan geopolitik dan pasar global).

QRIS dan Bitcoin: Gerakan Menuju Keadilan Moneter

Sistem moneter global telah lama didominasi oleh negara-negara besar dan lembaga internasional. Namun, inovasi teknologi seperti Bitcoin dan QRIS menunjukkan bahwa negara-negara berkembang tidak lagi sepenuhnya terikat pada aturan yang ada. QRIS, dengan interoperabilitas digital yang memungkinkan transaksi lintas negara menggunakan mata uang lokal, dan Bitcoin, dengan desentralisasi sistemnya, keduanya memberikan alternatif untuk menciptakan sistem moneter yang lebih berkeadilan, yang memberi kesempatan bagi negara-negara kecil untuk lebih mandiri dalam kebijakan ekonominya.

Penutup: Jalan Panjang Menuju Keadilan Moneter

Sistem moneter internasional akan terus berkembang. Tantangannya adalah bagaimana membuat sistem ini lebih adil, inklusif, dan stabil untuk semua negara, bukan hanya untuk segelintir yang kuat.

Langkah-langkah kecil seperti QRIS, LCS, atau bahkan eksplorasi mata uang digital bank sentral (CBDC), adalah bagian dari puzzle besar itu. Bitcoin mungkin tetap berada di pinggiran, namun ia telah mengguncang fondasi lama.

Sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbuka, Indonesia perlu terus mencari ruang dalam sistem ini bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk turut membentuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun