Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Tangerang Selatan (Tangsel) sudah saatnya transparan atau terbuka soal besarnya dana bantuan yang diberikan dari Pemkot Tangsel, sehingga para Pedagang Kaki Lima (PKL) mengatahui peruntukan dan alokasi penggunaan dana bantuan tersebut.
Permohonan agar APKLI Tangsel, transparan soal dana bantuan baik peruntukan dan alokasi penggunaannya itu menyusul adanya keluhan para PKL yang masih dibebani untuk membiayai sendiri atau secara bersama-sama membangun sarana atap berupa canopy untuk tempat makan para pengunjung di kawasan Taman Kota Satu (Tamkot) Bumi Serpong Damai (BSD).
Seperti Diketahui, APKLI Tangsel sudah membangun empat kios kecil dan Enam Kios Besar dan sudah dimanfaatkan oleh PKL, namun demikian kios itu  belum dapat digunakan langsung oleh PKL karena masih perlu ditambahi kelengkapan yang memerlukan dana yang tidak sedikit, bahkan ada salah satu PKL yang menghabiskan dana hampir dua juta rupiah.
Ternyata beban PKL tidak sampai disitu, kini PKL masih dibebani untuk mengeluarkan kocek untuk membangun atap untuk tempat makan pengunjung yang ditaksir menelan biaya keseluruhan Rp. 30 Juta sehingga bila dipukul rata dengan PKL yang ada maka setiap PKL wajib menyumbang  Rp 3 juta, hal itu jelas banyak PKL yang tidak setuju, apalagi jumlah Rp 3 juta itu berlaku untuk PKL kios kecil maupun kios besar.
Pertanyaannya, apakah Pendanaan Pilot Projet Penataan dan Pemberdayaan PKLÂ di kawasan Tamkot Satu BSD ini cuma bangun kios semata tanpa dilengkapi dengan sarana Atap dan sebagainya, seharusnya APKLI Tangsel secara terbuka membeberkan dana yang diperoleh dari Pemkot Tangsel agar para PKL bisa dengan ikhlas dan berpartisipasi penuh membangun fasilitas untuk memberdayakan PKL, namun hingga kini para PKL belum mengetahui besarnya dana yang diperoleh APKLI dari Pemkot.
Rentetan penderitaan PKL dengan pembebanan tersebut di atas jelas merugikan para PKL, bila APKLI tidak terbuka dengan anggaran yang diterima, besar kemungkinan ada permainan para oknum yang bermain dalam proyek ini dan bila APKLI masih tidak terbuka besar kemungkinan partisipasi PKL akan menurun terhadap keberadaan APKLI Tangsel.
Selain itu citra Apkli tangsel makin lama makin memburuk, kalau sudah begini tulisan ini tidak boleh dipandang APKLI Tangsel sebagai tulisan yang ibarat menendang bola di lapangan kosong, bahkan tulisan ini akan menguak kebusukan dan permainan kotor dengan oknum-oknum terkait. Kita Tunggu perkembangan selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI