Mohon tunggu...
Anandito Zaidan
Anandito Zaidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

ILMU PEMERINTAHAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benang Merah Serangan Mabes Polri dengan Bom Makassar

18 April 2021   02:55 Diperbarui: 18 April 2021   05:02 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benang Merah Serangan Mabes Polri dengan Bom Makassar
Masyarakat Indonesia yang majemuk dipersatukan di bawah kepemimpinan integritas Bhineka Tunggal Ika, sehingga dapat terus hidup berdampingan secara damai, karena kecerdasan lokal yang berlandaskan Pancasila sebagai landasan filosofis negara perlu dijelaskan. Filosofi Pancasila adalah salah satu jenis kecerdasan lokal yang diekstrak dari kebijakan bangsa dan negara sendiri, yang menjamin rasa kerukunan umat beragama dan keterkaitan antara berbagai suku, ras, dan golongan. Inilah falsafah bangsa Indonesia yang berhasil menyatukan orang-orang asingnya menjadi negara yang besar, oleh karena itu hati nurani bangsa Indonesia menolak segala tindakan yang melanggar prinsip keadilan dan kemanusiaan yang beradab tanpa diskriminasi.Nasionalisme bangsa Indonesia yang besar ini adalah perikemanusiaan (Bung Karno,1958).
Pasca terjalin sebuah serangan terorisme di Indonesia ialah  dari ledakan bom di depan kediaman Kedutaan Besar Filipina pada bertepatan pada 1 Agustus 2000, ledakan Bursa Efek Jakarta pada bertepatan pada 13 September 2000, rangkaian ledakan bom pada Malam Natal bulan Desember 2000, Bali 12 Oktober 2002 Ledakan I diawali pada bertepatan pada 5 Desember 2002, suatu bom meledak di depan Hotel JW di restoran McDonalds, Makassar. Pada bertepatan pada 5 Agustus 2004 di Hotel Marriott, pada bertepatan pada 10 Januari 2004 terjalin ledakan di suatu kafe karaoke di Poso, serta pada bertepatan pada 9 September 2004 di Kedutaan Besar Australia di Jalur HR Rasuna Said, Kuningan Selatan, Jakarta. terjalin ledakan tadinya, serta ledakan terjalin di Pasar Tentena pada bertepatan pada 28 Mei 2005. Pada bertepatan pada 2 Oktober 2005, Bom Bali II. Pada 17 Juli 2009, terjalin peledakan bom di Hotel JW Marriott serta Ritz- Carlton.Pemerintah Indonesia masih bekerja keras memberantas terorisme. Mulai dari pembentukan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan undang-undang, hingga pencegahan munculnya ide-ide radikal yang mengarah pada terorisme, hingga pembentukan badan khusus penanggulangan terorisme. Tetapi semua itu dirasa belum cukup bisa memberantas terorisme hingga ke akarnya. Terorisme yang diperspektifkan selaku kejahatan luar biasa membutuhkan upaya penanangan yang luar biasa. Bagi Muladi, terorisme ialah kejahatan luar biasa( Extraordinary Crime) yang memerlukan pula penindakan dengan mendayagunakan cara- cara luar biasa( Extraordinary Measure).
Dalam sepekan,Indonesia menghadapi insiden besar ialah aksi teror di depan Gereja Katedral Makassar serta penyerangan di Mabes Polri. Tetapi bahwasanya  polri mengungkapkan masih terdapat sebagian kelompok masyarakat yang berkomentar terkait 2 peristiwa besar itu cumalah rekayasa semata. Rusdi menerangkan kelompok yang tidak yakin itu kesimpulannya membuat warga kebimbangan, perihal inilah yang setelah itu jadi tantangan yang wajib dialami bersama. Setelah itu realita yang kedua merupakan bagaimana tantangannya ke depan, kelompok teror telah mengintai anak muda, permasalahan di Makassar serta permasalahan di Mabes Polri itu anak-anak muda, kelahiran tahun 95, jelas sekali kita butuh prediksi sebab kelompok teror saat ini sudah menyusur  anak- anak penerus bangsa di negara ini.
Polri berharap kedudukan moderat bisa turut serta dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan cara ini, kelompok kecil yang menyebabkan narasi yang menyesatkan tidak dapat mengontrol pikiran orang. Terorisme adalah masalah kompleks yang tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, perlu melibatkan generasi muda dalam menyelesaikan dan menghadapi aksi terorisme di tanah air.Selain itu terdapat 16 rekan yang melancarkan serangan bom bunuh diri didepan Gereja Katedral, Makassar,dan diantara 16 rekan ini mempunyai jobdesk merakit bom serta ada yang mengamati lokasi target peledakan bom bunuh diri ini.
Tiga hari kemudian, markas Bhayangkara diserang oleh seorang wanita bersenjata bernama Zakia Aini. Seorang wanita berusia 25 tahun memegang senjata karena teror di markas polisi Indonesia. Apa yang dimiliki keduanya adalah kesamaan keinginan mereka untuk keluarga. Denominator umum ini menunjukkan bahwa tindakan mereka adalah hasil rancangan organisasi teroris, bukan hanya kebetulan. Pengamat terorisme Chadar menyampaikan hal ini kepada wartawan. Dalam pesan wasiat,menimbulkan banyak kecocokan narasi antara Lukman dan Zakiah mereka bersama mengantarkan permintaan maaf kepada orang tua. Mereka pula berpesan supaya orang tua tidak membuat utang di bank, serta memohon kakak dan adik untuk melindungi orang tua, serta mereka berdua memiliki pemikiran kalau melaksanakan aksi teror merupakan metode terbaik untuk melaksanakan kepercayaan.Zakiah membuat pesan wasiat lebih panjang dibandingkan pesan wasiat Lukman. Zakiah dalam pesan pula berpesan kepada orang tua, kakak, adik, saudara, buat tidak melaksanakan norma, kegiatan yang universal untuk warga. Zakiah pula menyinggung nama Ahok serta Pemilu.Lukman serta Zakiah menulis pesan wasiat dengan tulisan tangan. Pesan wasiat Lukman ditemui Regu Densus 88 Antiteror dikala menggeledah rumah kontrakannya di Jalur Tinumbu Lorong 1, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin, 29 Maret 2021. Pada saat yang sama, surat wasiat Zakia ditemukan oleh keluarganya sebelum kejadian di Mabes Polri. Ketika mereka menemukan surat wasiat tersebut, pihak keluarga tidak tahu di mana harus menemukan Zakia,ketika mereka ingin melapor ke kantor polisi, kejadian tersebut sudah terjadi di markas polisi.
Tetapi statement yang diucapkan Chadar dibantah oleh oleh Ridlwan Habib bahwasanya dia sudah mengecek ke grafologi bahwasanya hasil surat antara kejadian  di Makasar dan yang di Condet merupakan orang yang berbeda.Jadi sudah juga dilakukan konfirmasi kepada ahli Grafologi.Ia menyebutkan terkait dengan narasi yang ada di Makassar dan di Mabes Polri berafiliasi kepada JAD, sementara pengakuan yang di Condet merupakan terorisme politik.Padahal peristiwa Makassar, Mabes Polri dan Condet tidak ada korelasinya sama sekali tetapi kemudian terjadi penangkapan besar-besaran dan kemudian ada suatu narasi yang dipersiapkan seperti jaket FPI yang baru,buku FPI yang baru dan disebut sebuah permainan opini oleh Munarman selaku sekretaris umum FPI sehingga perbincangan ini menjadi sebuah perbincangan yang kontroversial.
Pesan wasiat menampilkan Zakiah Aini jalur pikirannya terletak dalam pengaruh doktrin kelompok teror, anti demokrasi, terbawa- bawa politik lokal dengan menyebut nama Ahok, memposisikan diri anti Ahok. Pesan wasiat Lukman menampilkan Lukman dalam pengaruh doktrin kristo phobia. Lukman serta Zakiah merupakan pion kelompok teroris pengecut, memakai orang lain buat tujuan mereka. Kelompok teroris penyebar ajakan teror tidak berani melaksanakan sendiri aksi bunuh diri." Kelompok teroris pengecut memakai orang lain, ia sendiri tidak ingin mempertaruhkan diri. Lukman serta Zakiah dibajak kelompok tersebut. Chaidar memandang Lukman serta Zakiah merupakan korban dari kelompok teror yang memakainya buat jadwal kelompok tersebut." Mereka korban terorisme, dibajak oleh kelompok terorisme buat melaksanakan serbuan yang diinginkan kelompok teroris.Peledakan bom di Makassar menginspirasinya untuk beramal, alangkah indahnya beramal dengan orang-orang yang dicintainya, status gendernya kali ini tak menghalangi dirinya untuk ikut serta dalam perang suci kali ini, seolah Zakia ingin memprovokasi masyarakat Tanah Air untuk melakukan hal yang sama padanya.
Fakta Serangan Mabes Polri dan Bom Makassar
* Membawa Bom dan Senjata Api
Teroris yang mencurigakan di Gereja Katedral Makassar meledakkan aksinya dengan bom yang sudah ada di tubuh mereka. Bersamaan dengan itu, teroris yang mencurigakan di Mabes Polri melancarkan operasi dengan senjata. Zakiah Aini telah melepaskan tembakan enam kali sebelum ditembak mati oleh polisi.
* Melibatkan Perempuan
Operasi teroris di Makassar dan Mabes Polri sama-sama melibatkan perempuan. Dalam peristiwa Makassar, ada dua pelaku peledakan, termasuk sepasang suami istri. Di saat yang sama, tersangka pelaku Mabes Polri memulai operasi sendirian atau dikenal dengan Lone Wolf. Dia adalah ZA, wanita tahun 1995 atau generasi milenial.
* Terdakwa Teroris Generasi Millenial
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme( BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut terduga simpatisan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan generasi milenial kelahiran 1995. Keduanya merupakan pendamping suami istri.
Sebaliknya Zakiah Aini, terduga teroris di Mabes Polri masih berumur 25 tahun alias generasi milenial. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkata Zakiah Aini ialah mantan mahasiswa di salah satu akademi besar yang sudah di drop out( DO) pada semester 5.
* Pola Gerakan Bawah Tanah
Gerakan bawah tanah dalam artian aksi teroris di Makassar senyap dan tanpa kecurigaan, sebanyak dua pengendara sepeda motor hendak memasuki gereja katedral. Namun, karena terhalang aparat keamanan, usaha tersangka pelaku terdampar. Hanya dalam beberapa detik, terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan pelaku dan melukai pihak lainnya.
 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Kepolisian dalam Memberantas
Terorisme di Kota Makassar
* Faktor pendukung Aspek Pendukung terdapatnya regu yang solid, terdapatnya sokongan dariwarga serta terdapatnya penguatan serta kenaikan kerjasama antara lembaga terpaut dalam upaya penanggulangan terhadap tindak pidana terorisme. Diharapkan kepada segala lembaga penegak hukum supaya lebih optimal dalam melaksanakan upaya penangkalan dalam tindak pidana terorisme.
 
* Faktor Penghambat kepolisian dalam memberantas tindak pidana terorisme ialah aspek sosial yang menjadi hambatan Polri dalam menghindari aksi terorisme di karenakan lemahnya pemahaman warga serta kurang aktifnya partisipasi warga dalam memberantas tindak pidana terorisme.
 
Kesimpulannya dengan adanya banyak insiden kontemporer terkait dengan teroris, Pemerintah wajib mengevaluasi kinerja aparat penegak hukum BNPT, Baharkam dan Baintelkam agar tidak ada lagi peristiwa yang menyusul seperti penyerangan terhadap Mabes Polri.Sehingga banyak masyarakat yang berspekulasi apakah inetelijen Polri masih dapat dijadikan ujung tombak kepolisian sebagaimana layaknya mata-mata? Tidak hanya kepada pemerintah,Ini sebagai evaluasi untuk para legislator maupun legislatif agar pengendalian dan penanganan dalam melakukan usaha preventif dalam penindakan terorisme.Serta pemberantasan tindak pidana terorisme dilihat dari perspektif budaya hukum yaitu minimnya kajian-kajian terkini tentang pendidikan hukum pidana di bidang terorisme.Sehingga merupakan ancaman dimana,kapan,serta untuk siapa?secara nasional maupun internasional.Oleh karena itu penanggulangan tindak pidana terorisme wajib dicoba secara menyeluruh termasuk aspek ermasuk aspek kultur hukum( kedudukan Pendidikan Besar Hukum) lewat hasil- hasil kajian hukum terkini dalam bidang hukum pidana terorisme. Supaya dengan hasil kajian tersebut bisa jadi bahan hukum, sumber, dasar pemikiran dan konsep yang bisa digunakan oleh para penegak hukum dalam rangka penanggulangan tindak pidana terorisme secara integral.
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Muladi, Penanggulangan Terorisme Sebagai Tindak Pidana Khusus, bahan seminar Pengamanan Terorisme sebagai Tindak Pidana Khusus, Jakarta, 28 Januari 2004.
Lis budi qurnianti, Adjie S.2003. Terorisme. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan/xiv
A.M, Hendropriyono (2009), Terorisme Fundamental Kristen, Yahudi, Islam . Diakses 16 April 2021 dari  https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=4mUevBbSvxYC&oi=fnd&pg=PA1&dq=sejarah+teroris&ots=1PhoXu-fnv&sig=b_EstbOCepFcdlnJ7pbSR9f0rPw&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true
detikcom, T. (2021, April 5). Kala Ada yang Anggap Teror di Makassar dan Mabes Polri Rekayasa. Retrieved April 17, 2021, from detiknews website: https://news.detik.com/berita/d-5520067/kala-ada-yang-anggap-teror-di-makassar-dan-mabes-polri-rekayasa
Eno Dimedjo. (2021, April 2). Mabes Polri Diserang, Kinerja Penegak Hukum Harus Dievaluasi - www.tagar.id. Retrieved April 17, 2021, from TAGAR website: https://www.tagar.id/mabes-polri-diserang-kinerja-penegak-hukum-harus-dievaluasi
Fahreza Rizky. (2021, April). Fakta-Fakta Serangan di Mabes Polri dan Bom Bunuh Diri Makassar. Retrieved April 17, 2021, from SINDOnews.com website: https://nasional.sindonews.com/read/383134/13/fakta-fakta-serangan-di-mabes-polri-dan-bom-bunuh-diri-makassar-1617239044
Siti Afifiyah. (2021, April 2). Benang Merah Bom Katedral Makassar dan Teror Mabes Polri - www.tagar.id. Retrieved April 17, 2021, from TAGAR website: https://www.tagar.id/benang-merah-bom-katedral-makassar-dan-teror-mabes-polri
Wilda Hayatun Nufus. (2021, April 4). Polri: Ada yang Berpendapat Teror Bom Makassar-Serangan Mabes Polri Rekayasa. Retrieved April 17, 2021, from detiknews website: https://news.detik.com/berita/d-5519817/polri-ada-yang-berpendapat-teror-bom-makassar-serangan-mabes-polri-rekayasa/2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun