Mohon tunggu...
Anandia Vidya
Anandia Vidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang Mahasiswa yang memiliki ketertarikan untuk mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Perjalanan Keberadaan dan Penggunaan Bahasa Indonesia Hingga Saat Ini

10 Mei 2024   16:30 Diperbarui: 10 Mei 2024   16:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Indonesia kerap dihubungkan dengan Bahaya Melayu meskipun dalam realitanya, Bahasa Indonesia telah banyak mengalami revolusi dan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan Bahasa Melayu. Pada tahun 2016, terdapat kurang lebih 43 juta penutur asli Indonesia (native speaker) dan 155 juta orang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Terdapat dua istilah dalam hal penggunaan bahasa yaitu sebagai "bahasa ibu" dan "bahasa asli".  Istilah "bahasa ibu" atau "mother tongue" diartikan sebagai bahasa yang telah dipelajari oleh seseorang sejak kecil secara alami serta menjadi dasar komunikasi utama terkait pemahaman terhadap lingkungannya. Sedangkan "bahasa asli" atau "native language" merupakan bahasa yang fasih digunakan oleh seseorang. Contoh yang dapat diambil adalah Orang Bali yang sejak lahir diperkenalkan dan diajarkan untuk berbicara Bahasa Bali, maka mother tongue-nya adalah Bahasa Bali. Sedangkan native language-nya adalah Bahasa Indonesia dikarenakan ia menjalani kehidupan di Indonesia.  Hingga saat ini masih menjadi pertanyaan mengapa Indonesia memiliki lebih banyak L2 Speakers atau pengguna Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dibandingkan native speaker.

            Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang mencakup berbagai macam suku, budaya, dan bahasa daerah. Keberadaan Bahasa Indonesia memainkan peran yang sangat krusial yakni sebagai penyatu Bangsa Indonesia. Dalam hal ini, Bahasa Indonesia berperan sebagai lingua franca yaitu bahasa pergaulan yang luas, bahasa pendidikan, serta bahasa perdagangan yang digunakan oleh orang-orang dengan kemampuan berbahasa yang berbeda-beda.

            Keberadaan Bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh penjajahan Belanda di sekitar awal abad ke-17. Bahasa Indonesia yang merupakan adaptasi dari Bahasa Melayu dipilih oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda sebagai bahasa administrasi pos dagangnya. Setelah Perusahaan Hindia Timur Belanda gulung tikar pada tahun 1799, pemerintah Belanda mengambil alih koloninya. Kemudian di tahun 1824, terjadi perjanjian untuk membagi wilayah dengan Inggris di utara dan Belanda di selatan. Koloni Belanda tidak pernah bersungguh-sungguh dalam mengubah budaya dan memaksakan masyarakat Indonesia untuk mempelajari bahasa Belanda sebab saat itu sudah terdapat bahasa Melayu sebagai lingua franca. Hal ini-lah yang menjadi penyebab Bahasa Belanda tidak pernah tersebar luas di Indonesia. Bahkan hingga tahun 1940 hanya terdapat 2% dari orang Indonesia yang mampu berbahasa Belanda.

            Belanda memegang peranan penting dalam pengembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, salah satunya adalah dengan membentuk atau menyusun ejaan yang digunakan untuk keperluan pendidikan. Gerakan pro-kemerdekaan mulai bermunculan pada awal abad ke-20, orang-orang Indonesia mulai menyadari bahwa mereka adalah orang Indonesia yang memiliki satu bangsa, Bangsa Indonesia. Istilah Indonesia sendiri merupakan istilah baru untuk Nusantara yang dibuat oleh etnolog asal Eropa. Akhirnya, pada tahun 1928, tepatnya pada 28 Oktober 1928 yang saat ini dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda, dikumandangkan dan ditegaskanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan oleh pemuda-pemudi di Indonesia. Penegasan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tersebut tertuang pada poin ketiga isi Sumpah Pemuda yang menyebutkan bahwa "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia". Meskipun Bahasa Indonesia telah lahir sejak tahun 1928, namun Bahasa Indonesia baru dinyatakan sebagai bahasa nasional pada tahun 1945, tepatnya ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Walaupun pada saat itu Bahasa Indonesia hanya dikuasai oleh 5% dari populasi, sedangkan Bahasa Jawa dikuasai lebih dari 40% populasi, tetapi Bahasa Indonesia dipercaya menjadi pilihan yang tepat karena dapat menjadi bahasa persatuan diantara berbagai macam bahasa daerah yang ada di Indonesia. Adapun Bahasa Indonesia dahulunya dikenal sebagai Bahasa Melayu yang merupakan lingua franca, menyebabkan orang- orang di berbagai wilayah sudah mengenalnya walaupun hanya sedikit.

            Kesederhanaan Bahasa Indonesia mampu mengangkat Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang luas. Bahasa Indonesia memiliki **fonologi dan **ortografi yang sederhana. Hal ini dapat dilihat melalui huruf-huruf dalam bahasa Indonesia yang mewakili satu suara. Selain itu, kesederhanaan Bahasa Indonesia juga dapat dilihat melalui struktur kalimat SPO yang sederhana, tidak adanya **infleksi kasus di Indonesia, tidak adanya pemisahan gender, tidak ada bentuk jamak, serta tidak ada konjugasi kata kerja. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Indonesia terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu bentuk standar, daily, dan gaul. Bahasa Indonesia standar berupa bahasa resmi yang tidak dipengaruhi situasi setempat dimanapun keberadaannya. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa standar digunakan dalam proses pendidikan, pemerintahan, Undang-Undang, buku, dan seminar. Adapun daily Indonesian merupakan bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari. Sedangkan bentuk gaul merupakan istilah bagi Bahasa Indonesia yang sudah terpengaruh oleh bahasa daerah atau bahasa asing. Umumnya bahasa gaul digunakan oleh anak muda dalam kehidupan sehari-hari.

            Mempelajari bahasa asing merupakan hal yang sangat baik untuk memperluas relasi dan pengetahuan. Akan tetapi, tetaplah menjadi warga negara yang selalu bangga dengan keberadaan bahasanya. Sebagai warga negara Indonesia, junjung tinggi penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

*Fonologi merupakan rumpun ilmu yang mempelajari mengenai bunyi suara, terlebih mengenai sejarah dan teori perubahan bunyi

**Ortografi adalah penggambaran bunyi bahasa pada suatu bentuk tulisan maupun lambang.

**Infleksi adalah perubahan bentuk kata yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal

Referensi :

Admin (2020) Kemendikbud Turut Peringati Hari Bahasa Indonesia Internasional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun