Mohon tunggu...
Ananda Zahro Islami
Ananda Zahro Islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - tebar salam hapus dendam cintai sesama

husnudzdzon dan tawakkal kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mempelajari Temperamen Anak Sejak Dini

30 September 2021   13:35 Diperbarui: 30 September 2021   13:42 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum wr wb. halo teman-teman kompasiana, bagaimana kabar kalian? semoga senantiasa dilindungi dan diberi kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin. Stay safe dan jangan lupa jaga protokol yaa

Kali ini saya akan membahas tentang "temperamen anak usia dini itu apa sih?" "bagaimana cara menghadapi anak yang sedang marah?". Langsung saja, selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua <3

Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh adanya kualitas anak yang baik. Anak sebagai investasi masa depan bangsa perlu mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik mulai usia dini. Anak yang berusia 3-6 tahun biasa disebut dengan anak prasekolah. Anak prasekolah memiliki masa keemasan atau bisa disebut "the golden age". Disebut golden age atau masa keemasan karena pada masa ini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan yang terbaik dimasa hidup manusia. Ditahap prasekolah, lingkungan anak semakin meluas dengan anak-anak yang mulai memasuki taman kanak-kanak (TK). Membangun hubungan dengan teman sebaya merupakan salah satu tugas dari perkembangan sosial emosional anak usia dini. Anak yang mempunyai kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat akan mampu menumbuhkan hubungan yang baik dengan teman sebayanya.

Termasuk perubahan yang terjadi pada anak usia dini adalah temperamen. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Pada usia dini ini terkadang anak berkemauan keras, dan beberapa anak menunjukkan karakteristiknya secara pasti. Dalam psikologi, temperamen anak tidak melulu tentang emosi. Temperamen merupakan komponen karakter seperti bersikap pemalu atau terbuka yang ada sejak ia dilahirkan. Temperamen menentukan bagaimana reaksi anak terhadap masalah yang sedang mereka hadapi. Mengetahui temperamen anak sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan mereka. Model perawatan terhadap anak dengan cara bertolak belakang dengan temperamen anak dapat menyebabkan temperamen mereka menjadi terganggu.

Anak yang menunjukkan emosi tinggi sejak dini mungkin membutuhkan upaya pencegahan untuk memalingkan jalur perkembangan yang merugikan. jika temperamen anak tidak ditangani dengan baik maka anak akan memberikan reaksi keras dan emosi yang berlebihan. Oleh karena itu cukup sulit bagi orangtua untuk meredakan emosi anak temperamental.

Anak yang sering marah mungkin belum memiliki kontrol diri yang baik untuk mengatasi emosi mereka sendiri. Oleh karena itu mereka butuh bantuan lebih banyak untuk mengelola emosi mereka. Terdapat beberapa langkah yang dapat membantu untuk mengontrol emosi mereka, diantaranya:

1. Bantu Mereka untuk Meredakan Emosi

Jika anak sedang marah, cobalah untuk mencari tahu penyebab dari amarah mereka. Beri mereka jeda waktu untuk membuat anak tenang dan ingatkan mereka tentang peraturan rumah seperti tidak boleh membanting barang disaat sedang marah dan meminta mereka untuk meredakan amarah mereka terlebih dahulu, berbicara dengan tenang dan pelan, tidak berbicara dengan keras atau berteriak kepada orangtua.

2. Minta Mereka untuk Meluapkan Emosi Melalui Kata-Kata

Setelah lebih tenang, coba tanyakan pada mereka apa yang membuat mereka kesal. Mintalah anak untuk menceritakan apa yang sedang terjadi agar kita bisa memberi tahu pada mereka apa yang salah, dan cara ini bisa membantu untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi jangan paksa mereka untuk berbicara pada saat itu juga, barangkali mereka masih butuh waktu untuk berpikir sebelum mereka siap untuk bercerita.

3. Dengarkan dan Tanggapi mereka

Ketika anak meluapkan emosi mereka dengan kata-kata, dengarkan dan katakan bahwa kalian mengerti dengan apa yang mereka ucapkan. Hal ini dapat meredakan anak temperamental. Jika kalian merasa bahwa anak sedang berusaha untuk berbicara, tawarkan pada mereka untuk membantu menemukan jawaban apabila terdapat masalah yang harus dipecahkan, masalah yang harus diperbaiki, atau permintaan maaf yang perlu dibuat. Anak yang merasa dirinya didengarkan, dipahami, dan dipedulikan sering kali membuat mereka menjadi lebih tenang.

4. Berilah Pengertian Pada Mereka

Memberi pengertian pada anak adalah cara meredakan emosi anak yang selanjutnya. Ketika anak sudah mengakui emosinya, beritahu mereka bahwa emosi bukanlah alasan untuk dapat berperilaku buruk. Katakan pada mereka bahwa tidak apa-apa marah, akan tetapi tidak baik jika marah sambil berteriak, memukul, melempar atau membanting barang untuk meluapkan amarah mereka.

5. Beritahu Cara Lain untuk Meluapkan Amarah

Carilah cara yang aman yang bisa digunakan si kecil untuk meluapkan amarah mereka supaya mereda. mungkin tidak dengan memukul atau membanting, akan tetapi sarankan pada mereka untuk menggunakan cara yang baik dan tepat bagi anak untuk melampiaskan amarah mereka. seperti pergi keluar, lari-lari, mengambil air wudlu, duduk, berbaring dan lain sebagainya.

Demikian adalah beberapa cara untuk mengatasi emosi anak. Selain mengetahui caranya, kita juga dapat menguasai karakteristik anak mulai dari aspek fisik, moral, sosial dan emosional.

Dengan mempelajari psikologi perkembangan anak usia dini kita dapat memperoleh beberapa manfaat seperti memahami karakter anak juga dapat memilah dan memilih solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapi oleh anak.

Anak yang memiliki perilaku temperamental adalah sebuah kepribadian yang jelas berbeda dengan anak yang beremosional tinggi atau pemarah. kepribadian yang temperamental juga bukan pribadi yang sensitif, akan tetapi kepribadian yang temperamental adalah pribadi yang mana kita harus bersikap berhati-hati ketika berinteraksi atau bersosialisasi dengan mereka. Anak yang temperamen memang mempunyai jiwa yang sensitif, tapi anak yang sensitif belum tentu temperamental. Hal ini untuk menegaskan bahwa adanya perbedaan pada kedua sifat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun