Mohon tunggu...
Ananda Tri
Ananda Tri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

SEORANG MAHASISWI

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Nasionalisme bagi Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0

17 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   19:08 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

              

              Sejarah revolusi dimulai dari 1.0, 2.0, 3.0, hingga 4.0. Fase merupakan perubahan nyata terhadap perubahan yang ada. 1.0 ditandai oleh adanya mekanisasi produksi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan manusia, 2.0 ditandai dengan produksi massal dan standarisasi kualitas, 3.0 ditandai dengan pembiasaan massal dan keluwesan dalam manufaktur berbasis otomasi dan robot. Kemudian 4.0 hadir sebagai pengganti dari 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan adanya kolaborasi manufaktur (Hermann et al, 2015; Irianto, 2017). 4.0 berasal dari sebuah proyek yang merupakan inisiatif dari pemerintah Jerman untuk mempromosikan digitalisasi industri manufaktur. Emanuel Dimitrios Hatzakis, dalam artikelnya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa salah satu ciri dari era revolusi industri keempat adalah meningkatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan kita (Hatzakis, 2016). Kejadian ini semakin terlihat dalam kehidupan kita seharihari. Ketika berbicara tentang konsep revolusi Industri, konteks yang digunakan adalah konteks industri, yang meliputi produksi, bisnis, pasar, dan sebagainya.

             Revolusi dalam bidang industri membawa perubahan yang cukup signifikan pada keseluruhan aspek kehidupan manusia secara global, baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial, hukum, termasuk jiwa, sikap, perilaku, serta cara pandang manusia itu sendiri. Salah satunya yang terjadi pada saat ini yaitu revolusi 4.0. Di era revolusi 4.0 ini banyak menyebabkan perubahan dari cara pandang seseorang yang akan membawa kepada kemajuan dan kemakmuran. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga ini juga bisa mengubah cara pandang, pola hidup, tingkah laku, serta menurunnya jiwa nasionalisme dari seseorang tersebut bahkan suatu bangsa. Hal ini menyebabkan adanya pergeseran nilai-nilai dalam diri dan pola hidup yang menyebabkan perubahan cara pandang serta pola tingkah laku yang secara sadar ataupun tidak sadar akan mengalami pergeseran dan berubah dari waktu ke waktu. Nasionalisme membantu ikatan bersama. Nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap bangsa baik dalam kebersamaan maupun dalam pengorbanan demi kepentingan bersama (Suastika, 2013). Karenanya nasionalisme erat kaitannya dengan suatu kesadaran dan keinsyafan warga terhadap suatu bangsa (Kusumawardani dan Faturochman 2004).

           Dengan memasuki revolusi industri 4.0, persaingan akan berada di level yang berbeda dari sebelumnya. Sebagai pemuda Indonesia, adalah tanggung jawab untuk berkontribusi sebaik mungkin. Karena tidak ada orang lain yang akan membela ekonomi Indonesia Tidak ada orang lain yang akan menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Mahasiswa dalam kiprahnya menjadi instrumen penting dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan tinggi, yaitu sebagai pendidik dan pengajar, Penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Sebagai pengajar dan pendidik, mahasiswa di tuntut mampu berperan dalam mempersiapkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia dengan memberikan pendidikan serta pendampingan kepada masyarakat agar mampu bersaing secara kreatifitas dan kemandirian ekonomi dengan melakukan kegiatan kemahasiswaan yang berposdayakan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Dalam hal penelitian dan pengembangan, mahasiswa memiliki tanggung jawab menemukan peluang masyarakat menengah kebawah dalam mengembangkan ekonominya di Era Revolusi Industri 4.0 dengan cara melakukan penelitian terkait solusi dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan serta mengembangkan ide-ide pokok yang menguntungkan ekonomi kerakyatan. Sebagai Agent Of Change, Seorang mahasiswa di haruskan berperan aktif dalam hal pengabdian masyarakat, dengan turun langsug kelapangan dan merubah mindset konsumtif menjadi produktif dalam kegiatan ekonomi. Pada akhirya, saat ini masyrakat membutuhkan peran mahasiswa guna menjaga stabilitas ekonomi menengah kebawah di era "serba mesin" ini. Mahasiswa harus kembali ke jati dirinya yang mampu menjadi Agent of Change, Agen Of Analisys dan Agen Of Cantrol supaya makasimal dalam mencapai cita-sita bangsa yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta memerdekakan rakyat Indonesia dari segala hal dalam kehidupan.

          Nasionalisme sangatlah berperan penting di era revolusi industri saat ini, mengingat kehidupan anak-anak muda zaman sekarang yang berubah 360 derajat dari kehidupan anak-anak muda zaman dulu. Kekentalan adat dan budaya yang ada di Indonesia sedikit demi sedikit semakin pudar akibat datangnya budaya luar yang semakin menggerogoti hati dan isi pikiran anak muda sehingga mereka rela melakukan apapun demi impian mereka untuk mengimitasinya. Namun masih besar kemungkinan hal tersebut bisa berubah bilamana pemerintah menggencarkan sosialisasi akan pentingnya menanamkan nasionalisme dan cinta tanah air, sosialisasi akan pentingnya melestarikan budaya leluhur kepada muda-mudi, sosialisasi pentingnya menggunakan produk lokal dan sosialisiasi untuk melestarikan budaya dan adat, supaya manakala pengunjung datang ke tanah air, yang terjadi bukanlah meniru gaya hidup mereka, namun memberikan pelayanan yang terbaik, dan menunjukkan keindahan alam Indonesia serta mempromosikan barangbarang lokal dengan harapan Indonesia mampu memasuki bisnis internasional lewat berbagai jalur khususnya jalur pariwisata di era yang sangat maju ini, yaitu era revolusi industri 4.0.

         Sebagai warga negara Indonesia terlebih di era revolusi industri 4.0 ini, setiap warga negara pantas untuk memperoleh hak dalam perihal pelayanan publik di berbagai sektor mulai dari kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ekonomi, dan lain sebagainya. Tujuannya bukan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk hidup lebih santai, namun tujuan utamanya untuk mengubah kualitas hidup menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Menjadi suatu keharusan bagi setiap warga negara untuk mematuhi segala ketentuan peraturan-peraturan yang telah diatur sebelumnya. Menjunjung tinggi nilainilai Pancasila merupakan salah satu hal yang menjadi kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia, mengingat bahwa revolusi industri 4.0 bukanlah era yang mudah untuk dihadapi, namun era yang menentukan arah dan tujuan suatu negara. Hak yang diperoleh warga negara, bukanlah hak yang diterima dan disalahgunakan. Tapi hak tersebut diperoleh semata-mata untuk mengubah kualitas dirinya sebagai warga negara mengingat era revolusi industri 4.0 ini adalah era yang persaingan yang sangat kuat. Sehingga masyarakat dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas hidup supaya tidak tertinggal dari negara lain.


REFERENSI

  • Azlina, N., Maharani, A., & Baedowi, M. S. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Pendidikan Sebagai Upaya Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Indonesian Journal of Instructional Technology, 2(02), 39-52.
  • Harahap, N. J. (2019). Mahasiswa dan revolusi industri 4.0. ECOBISMA (Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Manajemen), 6(1), 70-78. 
  • Sinambela, S. M., Sinaga, M. L., Saragih, M. D., Manullang, J. M., Sihite, I., & Yunita, S. (2023). Analisis Sikap Nasionalisme Mahasiswa PPKN Universitas Negeri Medan Dalam Merealisasikan Hak Asasi Warga Negara Di Era Revolusi Industri 4.0. Inspiratif Pendidikan, 12(1), 93-103.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun