Mohon tunggu...
Analisa Apriliani
Analisa Apriliani Mohon Tunggu... Fresh Graduate from State University of Jakarta

Learning and Development Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anak Berani Ambil Keputusan Besar, Bukti Tumbuh dari Keluarga Penuh Dukungan

15 September 2025   13:53 Diperbarui: 15 September 2025   14:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, kita selalu dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan. Besar atau kecil, setiap keputusan membawa dampak bagi masa depan. Keberanian dalam mengambil keputusan besar serta rasa percaya diri yang tinggi tidak muncul begitu saja, melainkan tumbuh dari lingkungan sekitar, khususnya dari sikap dan pengaruh orang tua serta keluarga. Banyak keputusan yang kita ambil sejak kecil, seperti memilih makanan, menentukan gaya berpakaian, hingga cara berperilaku terhadap orang lain, sebenarnya merupakan hasil dari dorongan dan kepercayaan keluarga. Seiring bertambahnya usia, kita akan terus dihadapkan pada pilihan yang lebih kompleks terlebih ketika terjun di dunia profesional.

Orang tua dan keluarga memegang peran yang sangat besar dalam membentuk pola pikir serta keyakinan anak terhadap dirinya sendiri. Dengan pengalaman, wawasan, dan pemahaman yang mereka miliki, orang tua dapat memberikan arahan yang terarah dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, karier, hingga relasi. Nasihat sederhana seperti memilih sekolah, menentukan jurusan kuliah, atau merintis karier dan bisnis, menjadi bekal berharga bagi anak dalam menapaki jalan hidupnya.

Namun, nasihat yang diberikan dapat berubah menjadi boomerang ketika orang tua tidak memberi ruang bagi anak untuk berpendapat dan menentukan pilihannya sendiri. Tidak jarang, anak yang sudah memiliki gagasan dan arah justru merasa pilihannya dipatahkan dengan alasan orang tua lebih tahu, lebih berpengalaman, atau menilai pilihan anak sebagai sesuatu yang salah. Pola ini bisa berdampak serius terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa, karena mereka kehilangan kesempatan untuk belajar mempercayai dirinya sendiri.

Padahal, setiap individu memiliki kecenderungan, minat, serta bakat yang unik dan berbeda satu sama lain. Tidak semua dapat disamakan dengan standar orang tua atau bahkan dengan pengalaman masa lalu mereka. Jika anak tidak diberi ruang untuk menentukan dan dipercaya atas keputusannya, meski dalam lingkup kecil di keluarga, hal itu dapat menimbulkan dampak berkepanjangan. Anak mungkin tumbuh dengan rasa tidak percaya diri, kesulitan mengambil keputusan besar, bahkan merasa ragu terhadap hidup yang dijalaninya. Kepercayaan diri sejatinya lahir dari kesempatan untuk dipercaya, didukung, dan diberi ruang untuk berkembang.

Saya sendiri merupakan anak yang lahir dari keluarga sangat supportif atas apa yang saya pilih dan jalani. Dimana beberapa kali saya memilih keputusan yang cukup besar dan saya tidak pernah takut akan hasilnya. Mengapa? Karena ketika diri saya sendiri ragu, justru keluarga yang akan percaya kepada saya nomor satu. Sehingga saya tumbuh menjadi pribadi yang berani dan tidak takut akan gagal atau resiko yang besar.

Pada akhirnya, kepercayaan diri dalam mengambil keputusan adalah warisan tidak ternilai dari keluarga yang penuh dukungan. Ketika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang memberi dorongan positif, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang berani mencoba, tidak takut gagal, dan mampu melihat setiap keputusan sebagai kesempatan untuk belajar. Inilah pondasi yang membentuk kemandirian, keteguhan, dan kemampuan untuk terus melangkah menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun