Aku berkata kepada dedaunan yang merengek minta di belai
Merasa berani mengangah berjalan tanpa satu sudut keraguan
Sibakan jendela yang bersuara merdu menggantung heran padaku
Lantas pantaskah surga untukku jika suara itu dari sisir rambut tetangga juga cinta pertama ku.
Pak tua sedang mencari bengek di batuk yang terpingkal
Aku seraya menerka kegelisahan yang mencumbu kudukÂ
Tubuhnya bergetar dengan cerita masa lalu bersama , mungkin masih punya rasa dalam prasangka
Neon yang remang menyudahi jauhnya rasa pada malam
Pada bagian inti aku menyunyiÂ
Saat pulang tak berdaya berlari
Jauh tak mungkin dapat dimiliki.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!