Mohon tunggu...
Muhamad Zainudin
Muhamad Zainudin Mohon Tunggu... -

Anak Mama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pilar Kehidupan

7 April 2018   01:26 Diperbarui: 7 April 2018   02:23 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam perjalanan menuju pilar kesenduan

Rengkuh sesaat bila dia memagut ceceran keusangan 

Dilema dalam fikir juga rasa 

Melirik mata kearah genting nan mancay 

Dimana sesaat kerling wajahnya memerah meredam ku pada ketidakberdayaan

Pelipur hati tengah menepi seiring kedangkalan yang semakin menyurut

Pilar utama selalu tertawa pada perasaan

Masih terpatung bersama rentetan sembilu nan hendak berpadu

Pilarku tahu meski waktu berjalan selalu.

Bangku kosong menjadi saksi bisu sembari meregang pantat yang ingin bersendawa

Pohon kecapi gugur saat ku lantunkan pujian untuk pilar kesenduan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun