Mohon tunggu...
A.A Ketut Jelantik
A.A Ketut Jelantik Mohon Tunggu... Penulis - Pengawas Sekolah

Pernah bekerja sebagai wartawan di Kelompok Media Bali Post, menulis artikel di sejumlah media cetak baik lokal maupun Nasional, Redaktur Buletin Gita Mandala Karya Utama yang diterbitkan APSI Bali, Menulis Buku-buku Manajamen Pendidikan, Editor Jurnal APSI Bali, dan hingga saat ini masih ditugaskan sebagai Pengawas Sekolah Jenjang SMP di Kabupaten Bangli-Bali serta Fasilitator Sekolah Penggerak angkatan 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Merdeka Belajar, Sudahkah Guru Penggerak Mampu Menggerakan?

5 Mei 2023   06:17 Diperbarui: 6 Mei 2023   21:05 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo (Koleksi Pribadi ) Pembelajaran Berpusat Pada Kebutuhan Peserta didik, menjadi isu penting bagi Guru Penggerak

Orang lain dinilai tidak berhak atas haknya tersebut. Pada hal sesungguhnya apapun yang menjadi hak seseorang baik langsung maupun tidak langsung melekat pula hak orang lain. Perilaku eksklusif cenderung menempatkan diri sebagai sosok yang paling benar, paling pintar dan paling berkuasa. 

Dalam kesehariannya orang dengan perilaku eksklusif hanya bergaul dengan komunitasnya sendiri. Mereka merasa memiliki entitas sendiri. Pada hal sesungguhnya kita adalah mahluk sosial yang mau tidak mau, suka tidak suka harus berinteraksi dan menjalin komunikasi dengan lingkungan sekitar. Perilaku eksklusif  jika dipupuk dengan sikap hedonis maka akan  menjadi ladang persemaian bagi tumbuh suburnya bibit- bibit sikap individualisme.

Guru penggerak dididik untuk memiliki kematangan professional, moral, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, kita meyakini mereka telah mampu mengembangkan sikap empati dan simpati dalam berbagai perspektif kehidupannya. 

Kita tentunya berharap guru penggerak mampu mengeleminir tiga fenomena tersebut sehingga mereka benar-benar menjadi katalis perubahan di lingkungan sekitarnya. 

Guru penggerak dididik untuk menjadi sosok yang rela berbagi ilmu, berbagi praktik baik dan mewakafkan hidupnya untuk maju bersama teman sejawat. Guru penggerak dilatih untuk menjadi sosok yang pintar merasa, bukan merasa pintar. 

Oleh sebab itu, guru penggerak seharusnya selalu siap mendampingi dan menjadi tutor bagi rekan sejawat tanpa melihat latar belakang agar mampu mengembangkan diri dan kapasitas profesinya. Dengan demikian, maka guru penggerak bukan saja akan dijadikan referensi hidup bagi teman sejawat, namun juga mampu menempatkan diri sebagai pribadi yang sejajar dan rendah hati.

Lebih lanjut guru penggerak diharapkan mampu menjadi sosok yang benar-benar teladan dalam perilaku dan sikap baik bagi teman sejawat maupun lingkungan sekitarnya. 

Selain itu, guru penggerak juga menjadi efisentrum transformasi profesi sebagaimana yang diamanatkan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 

Dalam Permendikbud tersebut secara gamblang dijelaskan bahwa ada  empat kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, serta kompetensi profesional. Kompetensi Pedagogik berkaitan langsung dengan kewajiban untuk menguasai teori belajar hingga memahami karakteristik peserta didik. 

Mengetahui karakteristik peserta didik, memahami prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kompetensi dan potensi peserta didik, menguasai tehnologi informasi, mampu berkomunikasi secara aktif, melakukan evaluasi dan refleksi adalah sejumlah indikator kompetensi pedagogik guru. 

Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan sosok guru apakah yang bersangkutan bisa dijadikan teladan, memiliki etos kerja serta bertanggungjawab. Kompetensi Sosial berkaitan dengan apakah guru mengembangkan sikap terbuka, inklusif dan mampu menjalin komunikasi dengan lingkungannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun