Mohon tunggu...
Ana Farida
Ana Farida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebahagian Orang Tuaku adalah Kesuksesanku

16 Desember 2017   10:52 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:58 2641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesuksesan merupakan hal yang sangat diimpikan oleh semua orang di dunia ini, namun terkadang kesuksesan tak selalu mendapat pujian, tak selalu diketahui banyak orang, tak selalu mendapat penghargaan, dan terkadang tak sesui jalan dan keinginan.

Bagi banyak orang, mungkin kesuksesan adalah tujuan utama dalam meraih cita-cita, dalam bidang pekerjaan, asmara, dan dalam hal lain yang menurut mereka penting. Namun bagi beberapa orang ada yang memandang kesuksesan adalah sebuah hal yang tak perlu diumbar-umbarkan.

Bagi ku sukses adalah saat melihat orang-orang disekitar ku merasa bahagia. Bukan hanya semata-mata mencari pujian, penghargaan, kepopuleran dan yang lainnya itu. Sukses saat bisa membuat orang lain tertawa bahagia karena ku, dan melihat orang-orang yang aku sayangi berbahagia. Terutama kedua orang tua ku, keluarga ku, sahabat dan teman-teman ku.

Aku bahagia melihat kedua orang tuaku bahagia. Meski aku baru bisa memberikan sedikit kebahagian dengan cara yang ku bisa. Meski dalam memberikan kebahagian itu aku harus rela mengorbankan keinginan ku sendiri.

Disini saya hanya akan berbagi sedikit cerita, yang mungkin tidak menginspirasi. Hanya saja, semoga dapat memberikan sedikit gambaran tentang baiknya keputusan yang telah orang tua pilihkan untuk kita.

Kala itu setelah lulus SMK jurusan Keperawatan, akupun sebenarnya ingin melanjutkan kuliah ku di jurusan yang sama pula. Namun apa daya ku ketika Ayah dan Ibu ku meminta aku untuk berkuliah di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Tanpa membuang waktu yang lama, aku pun bersedia memenuhi permintaan kedua orang tua ku, karena memang ada beberapa faktor yang membuat ku cepat memutuskan hal itu.

Awalnya aku ingin berkuliah di Universitas Negri Yogyakarta atau sering dikenal dengan nama UNY. Kala itu aku sudah mengikuti semua tes yang disediakan oleh pihak kampus untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru. Aku mengikuti tes SBMPTN, SNMPTB dan bahkan Tes Jalus Mandiri sekalipun sudah ku tempuh. Namun aku menemui kegagalan, mungkin memang belum menjadi risqi ku untuk berkuliah dan meninba ilmu di perguruan negeri vaforit itu.

"Tak apa, kamu masih bisa melanjutkan sekolah mu di Universitas yang lain" begitu perkataan yang di ucapkan oleh kedua orang tuaku. Untuk memberi ku semangat, agar tak putus asa karena tidak diterima di UNY.

Singkat cerita, aku diminta Ayah ku untuk mencoba mendaftar di UAD ( Universitas Ahnad Dahlan) di juran Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Sebagai seorang anak yang dibesarkan dari sebuah kelurga yang bisa dibilang sangat sederhana, awalnya aku ragu. Bukan ragu karna takut tidak diterima namun ragu jika nantinya kedua orang tua ku akan merasa kualahan membiayaiku. 

Namun Ayah dan Ibu ku selalu menegaskan bahwa mereka pasti akan mengusahaknnya, mereka juga berkata "anak adalah tanggung jawab orang tuanya, apapun akan orang tua lakukan demi anaknya". Terkadang jika teringat perkataan itu, aku merasa sedih. Namun hal itu juga yang selalu menguatkan ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun