Mohon tunggu...
Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri Mohon Tunggu... Politisi - pekerja politik

Menuliskan gagasan karena ada rekaman realitas yang menggayut di benak.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lvy Beal (Tak Lagi) Kesepian

30 Juli 2014   09:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406660786638635535

[caption id="attachment_317207" align="aligncenter" width="490" caption="illustrasi: falco.toonpool.com"][/caption]

Hidup memang tak selamanya bersama. Pada saatnya suatu ketika, kita akan berada dalam kesendirian. Sunyi, sepi dan hampa. Kenyataan seperti itu menimpa dan dirasakan seorang kakek di Bradford – Inggris. Namanya Lvy Beal. Ketika usianya memasuki bilangan ke-100, ia merasakan kesendirian itu menyakitkan. Seluruh anaknya telah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri. Seorang masih serumah dengannya, tapi nyaris tak saling menyapa. Ia selalu ditinggal di rumah. Subuh dinihari anaknya berangkat kerja, pulang saat malam telah larut.

Mengusir kesepiannya, tiap akhir pekan, Lvy Beal menulis surat dan dimasukkan kedalam sampul tertutup. Surat yang ditulisnya tidak ditujukan kepada siapa, selain ia tujukan untuk dirinya sendiri. Sebabnya dibagian sampul depan, ia menuliskan nama dan alamat rumahnya sendiri. Setiap awal pekan, surat itu ia titipkan pada anaknya untuk diantar ke kantor pos. Setelahnya berhari-hari ia menunggui tukang pos untuk datang ke rumahnya, mengantar surat yang telah ia tulis dan kirim beberapa hari sebelumnya.

Saat tukang pos datang mengetuk pintu rumahnya dan berteriak “post...! pooost...!” ia pun beranjak menjemputnya. Setelahnya ia bergegas membaca isi surat itu dengan cermat. Ia dengan sungguh-sungguh menikmati bacaannya, sebab sebelumnya ia telah membuang jauh-jauh dalam alur fikirannya bahwa dirinya sendiri yang menulis dan mengirim surat itu. Makanya ia bisa senyum sendiri, terbahak, bahkan kadang merasa sedih saat membacanya. Saat seperti itulah menemukan kebahagian di usia tuanya. Ia merasakan dirinya tak lagi sendiri. Ia merasa seolah telah mendapatkan peduli dan empati orang lain.

***

Begitu ia menikmati dan menghayati kegiatan rutinnya seperti itu, tanpa sekalipun pernah terbersit dalam benaknya jika sesungguhnya ia telah melakukan proses onani, melakukan pembohongan untuk memberi kenikmatan pada dirinya sendiri. Terbukti, pada saat usianya 102 tahun, ia meminta pada anaknya agar ia dimasukkan ke Panti Jompo. Alasannya sangat sederhana, ia ingin tenang dan konsentrasi menuliskan, mengirim dan kembali membaca surat-suratnya sendiri. Seolah dalam surat-suratnya sendiri, ia telah menemukan pertemanan dengan orang lain untuk menjadi penghibur dan pembunuh kehampaannya.

Enam tahun di Panti Jompo, Lvy Beal tetap saja dengan rutinitasnya, menulis dan mengirim surat, yang oleh, dari dan untuk dirinya sendiri. Ia benar-benar menghayati dan menikmati hidupnya dengan cara beronani, menyenangkan diri sendiri. Hingga pada saatnya tiba, saat usianya masuk hitungan ke-108, seorang anak muda berusia 26 tahun, asal Amerika Serikat, bernama Mark Zuckerberg (penemu Facebook) --- langsung atau tidak dengan sengaja --- datang menemui untuk coba menolong dengan menawarkan solusi untuk menemukan jalur jalan kehidupan yang lebih baru.

Sejak itulah ia mulai meninggalkan rutintasnya menulis surat-surat di atas lembaran kertas. Lvy Beal beralih kegiatan. Rutin setiap waktu, ia duduk berhadapan komputer. Dari layar komputer itulah ia membina jaringan sosial melalui dunia maya bersama 4.962 orang temannya di media jejaring sosial Facebook. Seperti dilaporkan dalam data “World Statistic” (31 Maret 2011), Lvy Beal tercatat sebagai salah satu diantara 664.032.460  orang, atau sekitar 9,6 persen dari 6.934.055.154 jumlah penduduk di muka bumi ini yang ikut serta mendaftarkan diri sebagai pengguna media Facebook.

***

Laporan Statistik Dunia 2011 itu sekaligus mengeluarkan catatan bahwa Lvy Beal adalah orang tertua di dunia yang ikut menggunakan halaman media Facebook untuk membina pertemanan dan komunikasi sosial dengan dunia luar. Atas record itu, di awal 2010, diundang Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, untuk bertemu di Downing Street. Sejak itu ia mulai dikenal secara meluas dan banyak menerima pertemanan. Dan ketika mencapai puncak jumlah pertemanan yang ditetapkan Facebook, ia pun mulai melirik dan membuka halaman sekaligus tercatat sebagai orang paling tertua pengguna Twitter.

Berkat keaktifannya berselancar di dunia maya, Lvy Beal merasa telah menemukan hakikat dirinya sendiri, dalam arti sebenar dan sesungguhnya. Ia tak lagi beronani, membohongi dan menyenang-nyenangkan dirinya sendiri melalui surat-surat yang ia buat oleh, dari dan untuk dirinya sendiri. Ia telah menemukan bentuk dan cara lain dalam membunuh kesendirian dan kesepiannya sebelum ajal datang menjemputnya di bulan Juli 2010. Ada 4.962 pertemanannya di Facebook, serta 56.000 pengikutnya di Twitter, ia tinggalkan dan memberinya doa untuk jalan lapang baginya menuju keabadiaan. Kesendirian yang sesungguhnya

Makassar, 28 Juli 2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun