Abgrund secara inheren tidak memiliki asosiasi dengan cahaya yang melambangkan pencerahan, kebenaran ilahi, bimbingan, dan kepastian
Puisi ini adalah denyut dari dunia yang telah lama tak punya tubuh.
Hujan tak pernah datang, hanya kabut yang merayap di rongga hati.
Hanya kepada Tuhan kita berharap. Dia Mahaadil dan Mahabijaksana.
Aku hilang dalam panggilan yang tak kunjung menemukan jawaban.
Dalam algoritma yang tak mengenal kehilangan, aku mencoba menghapus diriku sendiri.
Aku tak mengerti, apa yang harus kulakukan. Sementara hujan kembali datang mengintai dalam kesunyian
Di hamparan sunyi tanpa batas, aku melangkah di antara bayang-bayang yang tak punya asal.
Senja memudar, kesepian menyelinap. Percakapan hampa, kesedihan dalam kesunyian. Kehampaan yang tak terucap, luka yang tak terobati.
Kehampaan Waktu Karya : Sim Chung Wei Waktu yang berjalan lambat terjebak dalam ruang hampa yang menggurung semangat meletihkan jiwa terlupa
Kesepian bukanlah kehendak alam, tetapi keadaan pikiran. Kita bisa mengubahnya dengan mengubah cara kita memandang diri sendiri dan dunia sekitar.
Gerbang kematian senantiasa menyentak & membuat kita bertanya. Kapankah kita? berapa lama waktu tersisa? Rahasia Tuhan yg membuat kita harus berencana
Temukan Kekuatan Dalam Kehampaan: Transformasi Diri yang Kokoh
Tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati. Kekosongan dalam diri bisa jadi lebih menusuk dari pada pisau. Merasakan mati juga bagian dari hidup.
Bangkitlah dalam Kehampaan, Kekuatan Ada di Dalammu
Relativitas ruang waktudimana detik tidak berarti realita yang ternyata semutak ada masa untuk berhenti
Puisi kehampaan dan mata yang dipenuhi kepalsuan
Kelahiran semesta hanyalah kedipan; sebuah titik berdimensi nol dalam simetri kehampaan.
Saat melihat senja, rasanya menyeruak begitu saja, tentang renungan masa lalu atau mimpi yang tak pernah menjadi kenyataan 11